Optimisme Pengusaha Ritel Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI hingga 8 Persen
Menteri Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme pelaku usaha ritel terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen, didorong oleh resiliensi pasar domestik dan dukungan pemerintah terhadap UMKM.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini mengumumkan optimisme yang tinggi dari para pelaku usaha ritel di Indonesia. Para pengusaha, khususnya yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC), yakin Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Hal ini disampaikan langsung oleh Menko Airlangga dalam acara SRC-The Big Idea Forum di Jakarta, Senin lalu. Optimisme ini didasari oleh resiliensi pasar domestik Indonesia dan berbagai dukungan pemerintah terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pernyataan Menko Airlangga tersebut didasari pada kontribusi signifikan sektor ritel terhadap perekonomian nasional. Sebanyak 52 persen perekonomian Indonesia ditopang oleh sektor konsumsi, menjadikan optimisme pelaku ritel sebagai faktor kunci pencapaian target pertumbuhan ekonomi. Kehadiran SRC, dengan jumlah mitra yang besar, dinilai turut berkontribusi dalam memajukan iklim usaha dan mendorong kemajuan UMKM di Indonesia. "Oleh karena itu dengan kehadiran SRC, seluruh mitra SRC di sini optimis terhadap perekonomian Indonesia," ujar Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa optimisme ini bukan tanpa alasan. Pasar domestik Indonesia yang luas dan resilien telah menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Optimisme yang terjaga ini menjadi pendorong utama bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang ambisius.
Dukungan Pemerintah untuk UMKM
Pemerintah, melalui Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM, terus berkomitmen untuk memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha. Berbagai program kredit bersubsidi bunga, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), diberikan untuk mendorong pertumbuhan UMKM. Pemerintah bahkan menargetkan penyaluran KUR hingga Rp300 triliun pada tahun 2025, terutama untuk sektor perdagangan. Langkah ini diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Selain pembiayaan, pemerintah juga fokus pada peningkatan kapasitas UMKM. Pemerintah mendorong mitra produksi produk SRC untuk mendukung perkembangan sektor produksi dan memberikan pelatihan bagi lebih banyak entrepreneur di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar domestik dan internasional.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Menko Airlangga mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT SRC Indonesia Sembilan dengan BRI, Bulog, Pos Indonesia, dan Telkomsel. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem UMKM dan memperluas akses pasar bagi para pelaku usaha.
Dorongan Digitalisasi dan Target Pertumbuhan Ekonomi
Menko Airlangga juga mendorong penggunaan digital payment system untuk mempercepat digitalisasi UMKM. Digitalisasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar UMKM, sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin optimal. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk meloloskan Indonesia dari jebakan negara kelas menengah dalam 10 tahun mendatang.
Menko Airlangga juga membandingkan jumlah retail store di Amerika Serikat dengan jumlah retail store di Indonesia yang tergabung dalam SRC. "Tadi saya bicara jumlah retail store di Amerika sama dengan SRC 250 ribu. Jadi kita yang jumlah retail store-nya hampir 4 juta tentunya kalau semuanya naik kelas, target 8 persen yang dicanangkan oleh Pak Presiden yakin kita bisa capai tahun 2028-2029," katanya. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan pemerintah terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan optimisme pelaku usaha ritel, target pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun 2028-2029 bukanlah hal yang mustahil. Dukungan pemerintah terhadap UMKM, dorongan digitalisasi, dan resiliensi pasar domestik menjadi faktor kunci dalam mencapai target tersebut. Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.