Papua Selatan Sukses Buka 30 Ribu Hektare Lahan Persawahan, Target Lumbung Padi Terwujud?
Program optimalisasi lahan pertanian di Papua Selatan telah berhasil membuka 30 ribu hektare lahan persawahan, dengan target menjadikan Merauke sebagai lumbung padi Indonesia.

Jayapura, 12 Maret 2024 - Pemerintah Provinsi Papua Selatan berhasil membuka lahan persawahan seluas 30 ribu hektare melalui program optimalisasi lahan pertanian. Capaian ini merupakan bagian dari target 40 ribu hektare yang dicanangkan. Program ini dilaksanakan di beberapa distrik di Merauke, diharapkan dapat menjadikan Merauke sebagai lumbung padi di Indonesia timur. Keberhasilan ini sekaligus menjawab tantangan untuk mengurangi ketergantungan impor beras.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Provinsi Papua Selatan, Paino, menjelaskan bahwa sisa 10 ribu hektare lahan yang belum dibuka pada tahun 2024 disebabkan oleh adanya pepohonan besar yang mengharuskan penggunaan alat berat. Pembukaan lahan tersebut akan dilanjutkan pada tahun 2025, bersamaan dengan target pembukaan lahan baru seluas 10 ribu hektare. Dengan demikian, total lahan baru yang dibuka pada tahun 2025 akan mencapai 20 ribu hektare.
Lahan-lahan persawahan yang telah dan akan dibuka tersebar di beberapa distrik, termasuk Merauke, Jagebob, Semangga, Kurik, Malind, dan Tanah Miring. Penanaman padi di lahan-lahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi beras di Papua Selatan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah. "Mudah-mudahan target Merauke menjadi lumbung padi di kawasan tertimur Indonesia dapat terwujud sehingga tidak lagi memasok beras dari luar," harap Paino.
Tantangan dan Pelajaran dari Proyek Sebelumnya
Meskipun program ini menunjukkan kemajuan signifikan, pakar pertanian dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof. Totok Agung Dwi Haryanto, mengingatkan pentingnya mempelajari kegagalan proyek-proyek serupa di masa lalu. Ia mencontohkan proyek satu juta hektare lahan gambut pada masa Orde Baru, proyek Merauke Integrated Rice Estate (MIRE), dan program Food Estate di Kalimantan. Menurutnya, keberhasilan program pencetakan sawah baru di Merauke tergantung pada kemampuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sama.
Prof. Totok menekankan pentingnya mengganti pendekatan program dengan pendekatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. "Dalam pertanian, teknologi memang penting, tapi bukan yang utama, karena yang utama di dalam pertanian itu adalah kesejahteraan masyarakat," tegasnya. Ia juga menyoroti perlunya mempertimbangkan aspek budaya lokal dalam pengembangan pertanian di Merauke, mengingat pertanian bukan hanya tentang teknologi (agriteknologi), tetapi juga tentang budaya (agrikultur).
Oleh karena itu, pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan dan pemahaman budaya lokal dinilai krusial untuk keberhasilan jangka panjang program ini. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan memastikan kesejahteraan mereka, program ini memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuannya dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis pertanian, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat lokal. Pembukaan lahan persawahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Papua Selatan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi kemiskinan di daerah terpencil.
Distribusi Lahan Persawahan
Berikut distribusi lahan persawahan yang telah dibuka:
- Distrik Merauke
- Distrik Jagebob
- Distrik Semangga
- Distrik Kurik
- Distrik Malind
- Distrik Tanah Miring
Suksesnya program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya meningkatkan produksi padi dan ketahanan pangan nasional. Pemerintah Provinsi Papua Selatan berkomitmen untuk terus mendukung program ini dan memastikan keberlanjutannya.
Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat mendorong investasi di sektor pertanian di Papua Selatan dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah.