Papua Barat Tanam Perdana Padi Gogo 200 Hektare, Wujudkan Swasembada Pangan
Pemprov Papua Barat dan Kodam XVIII/Kasuari mencanangkan penanaman perdana padi gogo seluas 200 hektare di Manokwari sebagai upaya mewujudkan swasembada pangan.

Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama Komando Daerah Militer (Kodam) XVIII/Kasuari melakukan penanaman perdana padi gogo seluas 200 hektare di Kabupaten Manokwari pada Senin, 24 Maret 2024. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dan mendukung program swasembada pangan nasional. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI Angkatan Darat, Kementerian Pertanian, dan masyarakat setempat.
Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan kering untuk budidaya padi merupakan langkah strategis dalam mencapai swasembada pangan. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi multipihak untuk keberhasilan program ini. "Kita ketahui bersama, swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan," ujar Lakotani. Program ini juga berupaya mengurangi ketergantungan pada lahan basah yang ketersediaannya terbatas.
Inovasi dalam program ini terlihat dari pemanfaatan lahan perkebunan kelapa sawit yang sudah ada untuk ditanami padi gogo. Hal ini dinilai sebagai solusi yang efektif dan ramah lingkungan. "Kita tidak perlu buka lahan baru yang berpotensi merusak lingkungan, tapi cukup manfaatkan lahan yang sudah ada secara optimal," tambah Lakotani. Pemilihan varietas padi gogo yang sesuai dengan karakteristik tanah dan cuaca di Papua Barat juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Kerja Sama Multipihak untuk Swasembada Pangan
Keberhasilan program penanaman padi gogo ini sangat bergantung pada kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. TNI Angkatan Darat, melalui Kodam XVIII/Kasuari, berperan aktif dalam mendukung program ini. Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayjen Jimmy Ramoz Manalu, menyatakan komitmen TNI AD untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan swasembada pangan. "Kami melakukan interoperabilitas dengan semua stakeholder bidang pertanian, supaya tujuan program ini bisa tercapai," tegas Jimmy.
Kolaborasi juga melibatkan UPT Kementerian Pertanian, yang menyediakan dukungan teknis dan pendampingan kepada para petani. Pemerintah Provinsi Papua Barat juga berkomitmen untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti mesin, pompa air, dan pupuk. Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat, Yacob Selvinus Fonataba, menjelaskan bahwa lahan padi gogo tersebar di tiga distrik, yaitu Warmare (100 hektare), Prafi (19 hektare), dan Masni (sisanya).
Partisipasi aktif masyarakat, khususnya kepala kampung, juga sangat penting dalam keberhasilan program ini. Wakil Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan. "Saya juga mengajak semua komponen masyarakat, terutama kepala kampung supaya sama-sama wujudkan ketahanan pangan," ajak Wagub. Program ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kolaborasi dan komunikasi antar pihak terkait.
Potensi Padi Gogo di Papua Barat
Penanaman perdana padi gogo di Kampung Mantedi, Distrik Masni, menandai langkah awal dalam upaya diversifikasi pangan di Papua Barat. Padi gogo dipilih karena varietasnya yang sesuai dengan karakteristik tanah dan cuaca setempat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan mengurangi ketergantungan pada beras impor.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat penting dari Kementerian Pertanian dan instansi terkait, seperti Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Baginda Siagian, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Anwar M Nur, Kepala BSIP Papua Barat Aser Rouw, Kepala BPS Papua Barat Mery, dan Deputi Kepala BI Papua Barat Ronny Cahyadi. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap program ini.
Dengan adanya kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan program penanaman padi gogo seluas 200 hektare di Manokwari ini dapat berhasil dan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan ketahanan pangan di Papua Barat. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana inovasi pertanian dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan pangan di daerah.