Kementan Siapkan 4 Ton Benih Padi untuk Manokwari, Dorong Swasembada Pangan
Kementerian Pertanian siapkan 4 ton benih padi varietas Inpari 32 untuk budidaya padi gogo di Manokwari, Papua Barat, guna mendukung program swasembada pangan nasional.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Papua Barat, telah menyediakan 4 ton benih padi varietas Inpari 32 untuk mendukung pengembangan padi gogo di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Penyaluran benih dilakukan secara bertahap kepada petani di tiga distrik, yaitu Warmare, Masni, dan Prafi.
Kepala BSIP Papua Barat, Aser Rouw, menjelaskan bahwa program ini menargetkan lahan kering seluas 200 hektare di Kabupaten Manokwari. "Kementan menyiapkan 4 ton benih padi gogo untuk seluas 200 hektare," ujar Aser dalam keterangannya di Manokwari, Senin (24/3).
Distribusi benih Inpari 32 dimulai dengan penyaluran simbolis kepada lima petani di lahan seluas 24 hektare. Mekanisme penyaluran bertahap ini bertujuan untuk memastikan distribusi yang efektif dan tepat sasaran kepada para petani di wilayah tersebut. Penggunaan benih bervariasi, sekitar 40 kilogram per hektare untuk lahan kering umum, dan 20 kilogram per hektare untuk lahan bekas kebun sawit.
Pengembangan Padi Gogo di Manokwari
Pengembangan padi gogo di Kabupaten Manokwari merupakan bagian dari program yang lebih besar di Provinsi Papua Barat. Provinsi ini mendapatkan alokasi program budidaya padi gogo pada tahun 2025 dari Kementan, dengan target luas lahan kering mencapai 1.505 hektare. Pemerintah Provinsi Papua Barat telah melakukan inventarisasi potensi lahan di beberapa kabupaten, termasuk Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Fakfak.
Selain program lahan kering, Papua Barat juga menargetkan pengembangan lahan basah (sawah) seluas kurang lebih 3.000 hektare. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi padi di wilayah tersebut melalui berbagai strategi pengembangan lahan.
BSIP Papua Barat sendiri memiliki kapasitas produksi benih Inpari 32 mencapai 28 ton per tahun. Kemampuan produksi ini diharapkan dapat mendukung program pengembangan padi gogo di Papua Barat secara berkelanjutan.
Potensi Lahan dan Kolaborasi Multipihak
Aser Rouw mengungkapkan harapannya agar identifikasi lahan kering untuk pengembangan padi gogo di Manokwari dapat mencapai 800 hektare. Potensi ini dilihat dari adanya lahan peremajaan sawit rakyat (PSR). Penambahan 600 hektare lahan tersebut membutuhkan kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten, TNI Angkatan Darat, dan kepolisian.
Saat ini, di Manokwari sudah teridentifikasi lahan seluas 200 hektare. Upaya identifikasi lahan juga dilakukan di kabupaten lain di Papua Barat untuk mendukung pengembangan padi gogo secara lebih luas. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.
Program pengembangan padi gogo ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi di Papua Barat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan dari Kementan dan kolaborasi multipihak, program ini memiliki potensi untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Inisiatif ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi pangan lokal tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan pendapatan petani. Keterlibatan TNI dan kepolisian menandakan komitmen pemerintah dalam mendukung keberhasilan program ini hingga ke tingkat akar rumput.