Pasaman Barat Bidik Produksi Padi Gogo 8.875 Ton di 2025
Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, optimis mencapai produksi padi gogo hingga 8.875 ton pada tahun 2025 melalui perluasan lahan tanam dan peningkatan indeks tanam.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, memasang target ambisius dalam sektor pertanian. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat menargetkan produksi padi gogo mencapai 8.875 ton pada tahun 2025. Target ini diproyeksikan dari luas tanam seluas 3.742 hektare dengan perkiraan hasil panen 2,5 ton per hektare. Sasaran ini diumumkan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, di Simpang Empat pada Senin lalu.
Target produksi padi gogo tersebut didasarkan pada perhitungan luas panen sebesar 3.550 hektare. "Target luas panen 3.550 hektare dengan produksi 2,5 ton per hektare maka kita yakin produksi mencapai 8.874 ton selama 2025 ini," ungkap Doddy San Ismail. Optimisme ini diperkuat oleh capaian produksi pada Januari-Februari 2025 yang telah mencapai 4.075 ton dari luas panen 1.630 hektare dan luas tanam 59 hektare. Pihaknya optimis target akan tercapai sampai akhir tahun.
Padi gogo, atau padi huma, dipilih karena keunggulannya dalam hal kelestarian lingkungan. Tanaman ini cocok ditanam di lahan kering, meminimalisir penggunaan pupuk dan pestisida kimia, serta mengurangi ketergantungan pada mesin pertanian, terutama di daerah perbukitan. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Strategi Menuju Target Produksi Padi Gogo
Untuk mencapai target produksi yang ambisius tersebut, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah merancang beberapa strategi. Sosialisasi kepada masyarakat menjadi kunci utama dalam mendorong peningkatan luas lahan tanam padi gogo. Pemerintah juga akan fokus pada perluasan areal tanam, khususnya di lahan perkebunan, terutama lahan peremajaan kelapa sawit. Langkah ini dinilai efektif untuk mengoptimalkan lahan yang ada.
Selain itu, peningkatan indeks pertanaman menjadi dua kali setahun juga menjadi bagian dari strategi. Dengan demikian, lahan yang sama dapat menghasilkan panen lebih banyak dalam satu tahun. Langkah ini akan meningkatkan efisiensi lahan dan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Tersedianya sumber benih lokal padi gogo Pasaman Barat, baik yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian maupun yang terdaftar di pusat perlindungan varietas Kementan RI, juga menjadi faktor pendukung keberhasilan program ini.
Doddy San Ismail menambahkan bahwa pengembangan padi gogo juga merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan lokal dan nasional. Padi gogo diharapkan dapat menjadi solusi untuk optimalisasi lahan kering, mengurangi ketergantungan pada lahan sawah, dan meningkatkan ketahanan pangan di Pasaman Barat khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya.
Potensi dan Keunggulan Padi Gogo
Potensi pengembangan padi gogo di Pasaman Barat sangat menjanjikan. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang sedang diremajakan mencapai ratusan hektare, memberikan peluang besar untuk pengembangan padi gogo di lahan tersebut. "Lahan kosong itu bisa dimanfaatkan oleh warga untuk menanam padi gogo selain tanaman jagung dan kedele," jelas Doddy.
Keunggulan padi gogo lainnya adalah kemampuannya untuk diintegrasikan dengan tanaman tahunan seperti kelapa sawit dan karet. Sistem tumpang sari ini dapat meningkatkan efisiensi lahan dan pendapatan petani. Dengan demikian, pengembangan padi gogo tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berharap padi gogo dapat menjadi primadona bagi masyarakat setempat dan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Program pengembangan padi gogo ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Pasaman Barat.
Dengan berbagai strategi dan potensi yang ada, target produksi padi gogo 8.875 ton di tahun 2025 di Pasaman Barat memiliki peluang besar untuk tercapai. Keberhasilan program ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan ketahanan pangan nasional.