Lampung Bidik Produksi Padi 3,5 Juta Ton GKG di 2025: Siap Dongkrak Ketahanan Pangan Nasional?
Pemerintah Provinsi Lampung berambisi meningkatkan produksi padi hingga 3,5 juta ton GKG pada 2025 untuk memperkuat ketahanan pangan, dengan dukungan penuh terhadap petani.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memasang target ambisius: meningkatkan produksi padi hingga 3,5 juta ton gabah kering giling (GKG) pada tahun 2025. Target ini diumumkan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, di Bandarlampung pada Kamis lalu. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Lampung untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Pemprov Lampung berkomitmen untuk memastikan keberhasilan program ini dengan dukungan penuh bagi para petani.
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menekankan pentingnya peningkatan produksi padi ini. "Kami terus berupaya menyongsong ketahanan pangan, kemandirian pangan. Dan tahun ini mari tingkatkan produksi dari tahun kemarin sebanyak 2,7 juta ton menjadi 3,5 juta ton tahun ini," tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Pemprov Lampung dalam mencapai target produksi padi yang telah ditetapkan. Dukungan dari pemerintah kabupaten dan kota juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Untuk mencapai target tersebut, Pemprov Lampung telah menyiapkan berbagai strategi. Dukungan ini mencakup penyediaan infrastruktur pertanian, seperti irigasi yang memadai, hingga distribusi bibit dan pupuk berkualitas. Selain itu, pemerintah daerah juga menjamin harga jual gabah petani dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian ekonomi bagi para petani dan mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas.
Dukungan Penuh untuk Petani Lampung
Pemprov Lampung memastikan seluruh elemen terkait bergerak bersama untuk mendukung para petani. "Kami memastikan seluruh elemen bergerak serempak seperti air irigasi, distribusi bibit, pupuk hingga jaminan harga gabah pun sudah disiapkan," kata Gubernur. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam membantu petani menghadapi berbagai tantangan dalam proses budidaya padi.
Pemerintah daerah juga mendorong penyerapan gabah panen petani melalui berbagai lembaga, termasuk Bulog, BUMD Pangan, dan mitra swasta. Hal ini bertujuan untuk mencegah penurunan harga gabah setelah panen dan memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak atas hasil jerih payah mereka. Dengan adanya jaminan harga minimal Rp6.500 per kilogram, diharapkan petani akan lebih termotivasi untuk meningkatkan produksi.
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal juga menekankan pentingnya peran aktif kepala daerah dalam mendampingi petani di lapangan. Ia meminta seluruh bupati dan wali kota untuk turun langsung memantau dan memastikan distribusi sarana prasarana pertanian berjalan lancar. "Kalau kita ingin target tercapai, semua harus turun langsung. Tak bisa hanya dari balik meja. Kita hadir untuk petani dan untuk ketahanan pangan negeri ini," ujarnya. Partisipasi aktif pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan kota sangat krusial untuk mencapai target produksi padi yang ambisius ini.
Jaminan Harga dan Peran Aktif Pemerintah Daerah
Salah satu kunci keberhasilan program peningkatan produksi padi ini adalah jaminan harga jual gabah bagi petani. Pemprov Lampung berkomitmen untuk memastikan harga gabah tetap stabil di angka minimal Rp6.500 per kilogram. "Mari kita semangat di musim tanam kedua ini. Pastikan petani bisa menanam tepat waktu, air tercukupi, bibit dan pupuk tersedia, dan gabah diserap dengan harga Rp6.500 per kilogram secara merata," pesan Gubernur.
Pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan Bulog, BUMD Pangan, dan mitra swasta untuk menyerap hasil panen petani dengan harga yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah fluktuasi harga yang merugikan petani. "Kita ingin petani merasakan manfaat nyata. Jangan sampai panen bagus tapi harga jatuh. Kita harus hadir dan lindungi mereka," tambah Gubernur.
Dengan adanya jaminan harga dan dukungan penuh dari pemerintah daerah, diharapkan para petani di Lampung dapat meningkatkan produktivitas dan mencapai target produksi padi yang telah ditetapkan. Keberhasilan program ini akan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan di Lampung dan Indonesia.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan petani. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kerja keras para petani, target produksi padi 3,5 juta ton GKG pada 2025 di Lampung bukanlah hal yang mustahil.