Target Produksi Gabah Bekasi 500.000 Ton di 2025: Infrastruktur dan Kerjasama Jadi Kunci
Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi optimis mencapai target produksi gabah kering 500.000 ton pada 2025 melalui perbaikan infrastruktur, kerjasama dengan berbagai pihak, dan jaminan harga pembelian dari Bulog.

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menargetkan produksi gabah kering mencapai 500.000 ton pada tahun 2025. Target ambisius ini dilandasi keyakinan akan potensi lahan pertanian seluas 48.000 hektare yang dimiliki daerah tersebut. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Eem Lesmana Sari, menyatakan optimisme tersebut dalam keterangannya di Bekasi, Jumat lalu. Langkah-langkah strategis telah disiapkan untuk mencapai target ini, termasuk perbaikan infrastruktur dan kerjasama antar berbagai instansi.
Pemerintah Kabupaten Bekasi menyadari pentingnya peran infrastruktur dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur pertanian menjadi prioritas utama. Hal ini meliputi normalisasi saluran irigasi yang mengalami sedimentasi tinggi dan memastikan kelancaran fungsi pompa air serta selang irigasi. Eem Lesmana Sari menjelaskan, "Perbaikan saluran air sangat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen. Jika suplai air lancar, maka target produksi gabah dapat tercapai."
Selain infrastruktur, optimalisasi lahan pertanian juga menjadi fokus utama. Upaya peningkatan produktivitas di setiap area persawahan terus dilakukan. Bantuan benih juga diberikan kepada petani yang terdampak banjir untuk membantu pemulihan dan peningkatan produktivitas lahan pertanian mereka. Kerjasama yang erat dengan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri, balai besar wilayah sungai, serta dinas terkait seperti dinas sumber daya air dan bina marga, turut mendukung upaya ini.
Infrastruktur dan Kerjasama yang Terintegrasi
Perbaikan infrastruktur irigasi menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan sistem irigasi yang terjaga, pasokan air ke sawah menjadi lebih terjamin, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman padi yang optimal. Kerjasama dengan berbagai pihak juga memastikan terintegrasinya berbagai upaya, mulai dari penyediaan benih hingga pemasaran hasil panen.
Pemerintah Kabupaten Bekasi juga menjalin kerjasama dengan Perum Bulog untuk menjamin penyerapan hasil panen petani. Bulog siap menyerap gabah kering dengan harga Rp6.500 per kilogram. Hal ini memberikan kepastian harga bagi petani dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Kerjasama ini juga melibatkan Kodim 0509/Kabupaten Bekasi, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) untuk optimalisasi penyerapan hasil panen.
Eem Lesmana Sari menambahkan, "Perum Bulog siap menyerap gabah kering panen dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Dengan kepastian harga dan penyerapan gabah yang terjamin, kesejahteraan petani di Kabupaten Bekasi diharapkan semakin meningkat." Kerjasama ini diharapkan mampu mengatasi masalah klasik yang sering dihadapi petani, yaitu fluktuasi harga dan kesulitan pemasaran hasil panen.
Dukungan untuk Ketahanan Pangan Nasional
Program peningkatan produksi gabah di Kabupaten Bekasi tidak hanya berfokus pada peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Dengan kapasitas produksi yang besar, Kabupaten Bekasi diharapkan dapat menjadi salah satu lumbung padi utama di Jawa Barat dan berkontribusi signifikan terhadap stok beras nasional.
Keberhasilan program ini bergantung pada keberlanjutan berbagai upaya yang telah dilakukan. Perbaikan infrastruktur, kerjasama antar berbagai pihak, dan jaminan harga pembelian dari Bulog menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target produksi gabah 500.000 ton pada tahun 2025. Hal ini sejalan dengan program ketahanan pangan nasional dan mendukung swasembada pangan.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan dukungan dari berbagai pihak, target produksi gabah 500.000 ton di Kabupaten Bekasi pada tahun 2025 bukanlah hal yang mustahil. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Keberhasilan program ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan sektor pertanian dan mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Langkah-langkah strategis yang terintegrasi dan kerjasama yang erat antar berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target produksi gabah yang telah ditetapkan.