Pemkab Lamongan Optimalkan 24 Mitra Bulog Serap Gabah Petani, Kejar Target Swasembada Pangan 2025
Pemerintah Kabupaten Lamongan maksimalkan kerja sama dengan 24 mitra Bulog untuk serap gabah petani, dorong swasembada pangan 2025 dengan harga gabah Rp6.500/kg dan beras Rp12.000/kg.

Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, gencar mengoptimalkan penyerapan gabah hasil panen petani. Sebanyak 24 mitra Bulog dikerahkan untuk mempercepat proses ini, demi mendukung target swasembada pangan nasional pada tahun 2025. Upaya ini dilakukan di tengah musim panen raya yang diperkirakan berlangsung hingga April mendatang. Inisiatif ini menjawab pertanyaan apa yang dilakukan, siapa yang terlibat (Pemkab Lamongan dan mitra Bulog), di mana (Lamongan, Jawa Timur), kapan (Februari-April), mengapa (mendukung swasembada pangan), dan bagaimana (memaksimalkan 24 mitra Bulog).
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengungkapkan strategi percepatan penyerapan gabah dan beras ini sebagai upaya peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT). "Saat ini, telah terbentuk 24 mitra yang bekerja sama dengan Perum Bulog dalam menyerap hasil panen petani dan baru enam mitra yang aktif melakukan penyerapan," ungkap Bupati Yuhronur. Beliau menekankan pentingnya aktivasi seluruh mitra untuk mencapai target serapan yang telah ditetapkan.
Harga pembelian gabah dan beras pun telah ditetapkan pemerintah pusat. Petani akan menerima Rp6.500 per kilogram untuk gabah dan Rp12.000 per kilogram untuk beras. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para petani di Kabupaten Lamongan, sekaligus mengamankan pasokan pangan nasional.
Serapan Gabah dan Beras Lamongan Capai 10 Persen Target
Dari data yang dihimpun hingga saat ini, tercatat total 793 ton beras dan 2.166 ton gabah kering panen (GKP) telah diserap dan disalurkan ke Bulog. Angka ini baru mencapai 10 persen dari target keseluruhan. Meskipun demikian, Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, tetap optimistis. Beliau meyakini bahwa serapan gabah dan beras masih dapat dioptimalkan pada puncak panen raya yang diperkirakan terjadi pada akhir Maret hingga April mendatang. "Semoga adanya program serapan gabah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Letkol Arm Ketut Wira Purbawan.
Optimisme tersebut didasari pada potensi panen raya yang akan datang. Dengan melibatkan seluruh mitra Bulog, diharapkan target serapan gabah dan beras dapat tercapai. Hal ini juga akan berdampak positif pada stabilitas harga di pasaran dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Lamongan terus memantau dan mengevaluasi proses penyerapan gabah dan beras ini. Kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, Bulog, dan para mitra menjadi kunci keberhasilan program ini.
Program Luas Tambah Tanam (LTT) di Lamongan
Selain program serapan gabah, Pemerintah Kabupaten Lamongan juga fokus pada program Luas Tambah Tanam (LTT). Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, Edy Yunan Achmadi, menjelaskan bahwa program ini berjalan dengan baik. Total luas lahan sawah di Lamongan mencapai 96.095,9 hektar.
Upaya peningkatan produksi dilakukan dengan memanfaatkan lahan bera, rawa, dan lahan tidur. Target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar 192.373 hektare akan terus dikejar. Langkah ini merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang untuk mencapai swasembada pangan.
Dengan mengoptimalkan lahan yang ada dan meningkatkan produktivitas pertanian, diharapkan Kabupaten Lamongan dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Program LTT ini sejalan dengan upaya peningkatan serapan gabah dan beras, membentuk sinergi yang kuat dalam mencapai tujuan swasembada pangan.
Secara keseluruhan, upaya Pemkab Lamongan dalam memaksimalkan penyerapan gabah petani melalui kerja sama dengan mitra Bulog dan program LTT menunjukkan komitmen yang kuat terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Dengan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan, diharapkan target swasembada pangan 2025 dapat tercapai.