TNI-Polri Bantu Bulog Sulselbar Serap Gabah Petani Capai Target 579 Ribu Ton
Perum Bulog Sulselbar, dibantu TNI-Polri, berupaya serap gabah dan beras petani hingga 579.938 ton setara beras untuk mencapai target nasional, dengan melibatkan mitra dan menerapkan mekanisme serap gabah dan beras.

Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mendapat dukungan penuh dari TNI-Polri dalam upaya penyerapan gabah dan beras dari petani. Target yang diberikan Kantor Bulog Pusat adalah 579.938 ton setara beras, bagian dari target nasional 3 juta ton. Penyerapan ini dilakukan untuk mengamankan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan mendukung swasembada pangan nasional. Proses penyerapan ini melibatkan kerja sama yang erat antara Bulog, TNI-Polri, dan para petani.
Hingga saat ini, penyerapan gabah dan beras masih terbilang rendah, baru mencapai sekitar 1,2 persen dari target. Namun, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi, optimis target tersebut akan tercapai. Hal ini didasarkan pada prediksi panen raya yang akan segera berlangsung di sejumlah daerah penghasil beras di Sulselbar, serta dukungan penuh dari TNI-Polri dalam pengawalan dan pengawasan proses penyerapan.
"Kita ditarget sampai 30 April menyerap 579 ribuan ton, dan sampai hari ini kita baru (serap) 5.700 ton atau sekitar 1,2 persen dari target," ungkap Fahrurozi di Makassar. Ia menambahkan bahwa dukungan TNI-Polri sangat membantu kelancaran proses pengadaan beras ini. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah penyerapan gabah dan beras secara signifikan dalam waktu dekat.
Kerja Sama Bulog, TNI-Polri, dan Mitra Petani
Selain dukungan TNI-Polri, Bulog Sulselbar juga telah mengumpulkan sejumlah mitra untuk membahas kelancaran penyerapan gabah dan beras. Para mitra ini berkomitmen untuk membantu Bulog dalam mencapai target swasembada pangan dan pengadaan CBP. Mereka sepakat untuk menjual 10 hingga 20 persen hasil panen mereka kepada Bulog dengan harga yang telah disepakati, yaitu Rp12.000 per kilogram untuk beras dan Rp6.500 per kilogram untuk gabah.
Tercatat, sebanyak 250 mitra di Sulselbar telah menandatangani komitmen tersebut. Bahkan, 102 mitra telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Ditreskrimsus Polda Sulsel untuk pengadaan beras sebanyak 297.000 ton. Dengan komitmen tambahan dari 51 mitra lainnya yang mencapai 75.000 ton, Bulog semakin optimis mencapai target yang telah ditetapkan.
"Kemarin itu, yang kita undang 51 mitra dengan komitmen (pengadaan beras) 75 ribu ton. Jadi, Insya Allah dari pengadaan 297 ribu ton ditambah 75 ribu ton, kita bisa dapat 377 ribuan ton. Minimal sudah mendekati angka 579 ribuan ton sesuai target kita," jelas Fahrurozi.
Mekanisme Penyerapan Gabah dan Beras
Bulog menerapkan dua mekanisme penyerapan, yaitu langsung membeli gabah atau beras dari petani. Saat panen raya, penyerapan gabah lebih dominan. Jika Bulog membeli gabah, Bulog akan menanggung seluruh biaya penggilingan, termasuk menyewa jasa penggilingan. Gabah yang dibeli akan diolah menjadi beras.
"Kalau Bulog beli gabah ke petani, maka kita biayai semua termasuk penggilingan, kita sewa untuk jasa. Artinya, gabah kita beli ke petani, kita bawa ke penggilingan diolah menjadi beras. Biayanya (penggilingan) kisaran Rp600-Rp700 per kilogram tambahannya," terang Fahrurozi. Kualitas gabah bervariasi tergantung daerah asal, sehingga harga dan biaya pengolahannya pun bisa berbeda.
Direktur Utama Bulog, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya, menekankan pentingnya pengawalan pengadaan beras sesuai instruksi Presiden. Hal ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan petani dan mencapai swasembada pangan. Penyerapan pangan ini juga merupakan bagian dari Asta Cita Presiden, demi kemandirian bangsa dan terwujudnya Bulog sebagai penyangga stok pangan nasional.
Dukungan Pemerintah dan Target Nasional
Presiden Jokowi menginginkan petani sejahtera, dan penyerapan gabah oleh Bulog merupakan salah satu upaya untuk mewujudkannya. Kerja sama TNI-Polri dalam mengawal proses penyerapan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung program swasembada pangan. Target 3 juta ton beras dalam negeri diharapkan dapat tercapai pada akhir April 2025.
Dengan dukungan penuh dari TNI-Polri, kerjasama dengan mitra petani, dan mekanisme penyerapan yang efisien, Bulog Sulselbar optimis dapat mencapai target penyerapan gabah dan beras sesuai target yang ditetapkan. Keberhasilan program ini akan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani Indonesia.