Agroforestri di Mimika: Dongkrak Kesejahteraan Petani Papua Tengah
Program agroforestri di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, dinilai berhasil meningkatkan kesejahteraan petani melalui integrasi padi gogo dan tanaman MPTS, mendukung ketahanan pangan dan produktivitas lahan.
![Agroforestri di Mimika: Dongkrak Kesejahteraan Petani Papua Tengah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220238.830-agroforestri-di-mimika-dongkrak-kesejahteraan-petani-papua-tengah-1.jpg)
Kabupaten Mimika, Papua Tengah, tengah berfokus pada peningkatan kesejahteraan petani melalui program agroforestri. Inisiatif ini, yang menggabungkan pertanian dan kehutanan, diyakini mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dan ketahanan pangan daerah. Penanaman serentak agroforestri yang melibatkan padi gogo dan tanaman Multipurpose Tree Species (MPTS) telah dilakukan pada Selasa, 4 Februari 2024 di Satuan Pemukiman (SP) 2, Timika.
Meningkatkan Kesejahteraan Petani Melalui Agroforestri
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Alice Wanma, menjelaskan bahwa program agroforestri ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani. Integrasi tanaman pangan dan pohon bermanfaat ini menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan lebih efisien.
"Sehingga melalui program ini, selain mendukung ketahanan pangan, juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani," kata Wanma dalam keterangannya di Timika, Jumat (7/2).
Pengembangan Padi Gogo dan Padi Sawah
Kabupaten Mimika memiliki potensi besar dalam pengembangan dua jenis padi, yaitu padi gogo dan padi sawah. Padi gogo, yang ditanam di lahan kering tanpa irigasi khusus, menjadi fokus utama dalam program agroforestri ini. Penanaman padi gogo di SP2 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan kering yang ada.
"Dengan demikian penanaman padi gogo di SP2 diharapkan dapat meningkatkan lahan kering dan meningkatkan produksi padi," ujar Wanma.
Selain padi gogo, pengembangan lahan seluas 694 hektare untuk padi sawah juga menjadi prioritas. Pemerintah Kabupaten Mimika menargetkan pengembangan lahan padi gogo seluas 148 hektare yang tersebar di beberapa lokasi, termasuk SP2.
Peluang Bagi Calon Petani
Program agroforestri ini juga membuka peluang bagi para calon petani. Sebanyak 12 Calon Petani Calon Lahan (CPCL) akan berpartisipasi dalam penanaman padi gogo di lahan yang telah disiapkan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pembangunan pertanian.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Papua Tengah dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Dengan mengoptimalkan lahan dan memanfaatkan teknologi pertanian yang tepat, diharapkan dapat tercipta ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di Kabupaten Mimika.
Tantangan dan Harapan
Meskipun program ini menjanjikan, tetap ada tantangan yang perlu diatasi. Ketersediaan infrastruktur, akses teknologi, dan pelatihan bagi petani perlu ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan program jangka panjang. Pemerintah Kabupaten Mimika perlu terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada para petani agar dapat mengoptimalkan potensi lahan dan meningkatkan produktivitas.
Keberhasilan program agroforestri di Mimika diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, khususnya di wilayah dengan kondisi geografis yang serupa. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani di Mimika, tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan pertanian nasional.
Kesimpulan
Program agroforestri di Kabupaten Mimika merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah. Integrasi padi gogo dan tanaman MPTS terbukti efektif dalam mengoptimalkan penggunaan lahan dan meningkatkan produktivitas. Keberhasilan program ini bergantung pada dukungan pemerintah, akses teknologi, dan partisipasi aktif para petani. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, program ini berpotensi besar untuk menjadi model pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia.