Pasca Kebakaran Glodok Plaza, Damkar Minta Perbaikan Sistem Keamanan Kebakaran
Damkar Jakarta Barat meminta pengelola Glodok Plaza segera memperbaiki Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) setelah kebakaran yang terjadi, termasuk sistem proteksi dan jalur evakuasi, menyusul kurang optimalnya fungsi sistem proteksi kebakaran s

Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta Barat meminta pihak pengelola Glodok Plaza untuk meningkatkan standar keamanan gedung pasca kebakaran yang baru-baru ini terjadi. Permintaan ini disampaikan menyusul temuan sejumlah kekurangan dalam sistem proteksi kebakaran gedung tersebut. Kejadian ini terjadi di Jakarta, dan penanganan kebakaran baru selesai dilakukan.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin, menekankan pentingnya pengelola Glodok Plaza memperhatikan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG). MKKG meliputi seluruh sistem proteksi kebakaran, mulai dari kelengkapan alat pemadam api seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan hidran, hingga jalur evakuasi yang memadai. "Mesti ada bentuk ketahanan gedung, namanya MKKG," jelas Syarifudin. "Ada bagian pemadaman, dan ada bagian evakuasi. Gedung itu harus ada petunjuk jalur akses keluar untuk penyelamatan jiwa," tambahnya.
Syarifudin menjelaskan bahwa MKKG yang lengkap dan berfungsi dengan baik akan meminimalisir dampak kerugian akibat kebakaran. "Jadi ketika terjadi kebakaran, semua sistem berfungsi, insyaallah penanganan bisa lebih baik," ujarnya. Namun, berdasarkan pengalaman saat menangani kebakaran di Glodok Plaza, ditemukan beberapa kekurangan dalam sistem proteksi kebakaran. Hidran yang digunakan petugas Damkar airnya kurang deras, sehingga proses pemadaman api menjadi kurang optimal.
Selain masalah hidran, Syarifudin juga menyoroti lambatnya informasi mengenai kebakaran yang dilaporkan ke pihak Damkar. "Ketika petugas datang, api sudah membesar di lantai 7, 8, dan 9," kata Syarifudin. Lambatnya informasi ini turut menghambat upaya pemadaman dan penyelamatan.
Kasus kebakaran di Glodok Plaza ini juga menyoroti kondisi sejumlah gedung di Jakarta. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 694 gedung bertingkat di Jakarta belum memenuhi standar proteksi kebakaran. Dari jumlah tersebut, 361 gedung merupakan gedung bertingkat tinggi (delapan lantai atau lebih), sementara 333 gedung lainnya bertingkat rendah (kurang dari delapan lantai).
Data tersebut didapatkan dari pemeriksaan terhadap 2.609 gedung bertingkat di Jakarta. Dari jumlah tersebut, 1.228 gedung merupakan gedung bertingkat tinggi, dan sisanya gedung bertingkat rendah. Temuan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan keselamatan gedung-gedung di Jakarta.
Kesimpulannya, peristiwa kebakaran di Glodok Plaza menjadi pengingat pentingnya kepatuhan terhadap standar keamanan kebakaran. Perbaikan dan peningkatan MKKG di Glodok Plaza dan gedung-gedung lain di Jakarta sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan jiwa dan harta benda.