Pelabuhan Kijing: Pusat Konsolidasi CPO dan Pendorong Ekonomi Kalbar
Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, kini menjadi pusat konsolidasi dan ekspor CPO serta berbagai turunannya, mendorong pertumbuhan ekonomi regional dengan peningkatan signifikan dalam volume bongkar muat.

Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, semakin berperan penting sebagai pusat konsolidasi dan ekspor minyak sawit mentah atau CPO. Bukan hanya CPO, pelabuhan ini juga menangani berbagai produk turunannya, menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas perdagangan komoditas ini.
Posisi strategis Pelabuhan Kijing dan dermaga yang mampu menampung kapal besar (dengan kedalaman 16 meter) menjadi daya tarik utama. Hal ini memungkinkannya menjadi pintu gerbang ekspor, tidak hanya untuk CPO asal Kalimantan Barat, tetapi juga dari Sumatera dan daerah lain. Manager Komersial PT Pelindo 2, Hervin Bayu Sanjaya, menyatakan hal ini dalam wawancara di Pontianak, Selasa lalu.
Kenaikan volume bongkar muat curah cair di Pelabuhan Kijing cukup mencolok. Pada tahun 2023, tercatat 1,6 juta ton, dan meningkat 12 persen menjadi 1,8 juta ton di tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan pesat dan peran vital pelabuhan dalam industri CPO.
Sejak diresmikan pada tahun 2020, Pelabuhan Kijing telah menjadi jalur ekspor ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, India, Bangladesh, Pakistan, China, dan Korea Selatan. Beragam produk sawit diekspor melalui pelabuhan ini, mulai dari RBD Palm Olein hingga Fatty Acid Methyl Ester.
Pelabuhan Kijing juga berperan sebagai pintu masuk impor. Barang-barang seperti pupuk, methanol, beras, barang proyek, dan liquid caustic soda masuk melalui pelabuhan ini, sebagian besar berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan China.
Pertumbuhan Pelabuhan Kijing memberikan dampak positif bagi perekonomian Kalimantan Barat. Baik dampak langsung maupun tidak langsung sudah terasa, dan PT Pelindo 2 berkomitmen untuk terus memaksimalkan layanan dan mengembangkan potensi pelabuhan ini untuk mendorong kemajuan daerah.
Hervin Bayu Sanjaya menambahkan, "Dampak langsung maupun tidak langsung dengan kehadiran Pelabuhan Kijing sudah terasa. Ekonomi daerah tentu meningkat. Kami terus memaksimalkan layanan dan manfaatkan Pelabuhan Kijing untuk mendorong kemajuan daerah serta menggali potensi daerah ini." Pernyataan ini menegaskan komitmen Pelindo 2 dalam mengembangkan Pelabuhan Kijing.
Kesimpulannya, Pelabuhan Kijing tidak hanya berperan sebagai pusat konsolidasi dan ekspor CPO, tetapi juga sebagai penggerak utama perekonomian di Kalimantan Barat. Dengan peningkatan volume bongkar muat dan perluasan jaringan perdagangan internasional, pelabuhan ini diproyeksikan akan semakin berkembang di masa mendatang.