Ekspor Bitung Melonjak 85%! TPK Optimistis Hadapi 2025
TPK Bitung optimistis menatap 2025 setelah ekspor melonjak 85,19 persen di 2024, dengan China, Brasil, dan AS sebagai pasar utama.

Pelabuhan Terminal Petikemas (TPK) Bitung di Sulawesi Utara mencatatkan peningkatan ekspor yang signifikan, mencapai 5.026 TEUs pada tahun 2024 atau meningkat 85,19 persen dibandingkan tahun 2023. Tren positif ini mendorong optimisme pengelola TPK Bitung terhadap prospek ekspor di tahun 2025. Peningkatan ini ditopang oleh berbagai faktor, termasuk beroperasinya pabrik pengolahan kertas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan dukungan dari berbagai instansi terkait.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Plh. Kepala TPK Bitung, Muhammad Habibi, pada Rabu lalu, realisasi ekspor di triwulan I/2025 telah mencapai 1.435 TEUs, sementara impor mencapai 588 TEUs. Hal ini menunjukkan bahwa geliat perekonomian di Bitung terus meningkat, ditandai dengan aktivitas ekspor-impor yang semakin ramai. China, Brasil, dan Amerika Serikat menjadi tiga negara tujuan ekspor utama dari Sulawesi Utara hingga Maret 2025.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Badan Karantina dan Bea Cukai. Dukungan dan sinergi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan peningkatan ekspor di Bitung. Dengan fasilitas karantina yang memadai dan layanan digitalisasi yang memudahkan pengguna jasa, proses ekspor-impor menjadi lebih efisien dan efektif.
Ekspor Meningkat Drastis ke Pasar Internasional
Data yang dirilis menunjukkan bahwa ekspor dari Bitung ke China mencapai nilai fantastis sebesar 30,93 juta dolar AS (Rp510,48 miliar) pada Maret 2025. Brasil menyusul di posisi kedua dengan nilai ekspor mencapai 11,88 juta dolar AS (Rp196 miliar), dan Amerika Serikat di posisi ketiga dengan nilai 9,26 juta dolar AS (Rp152,8 miliar). Ketiga negara ini menjadi pasar utama bagi produk-produk ekspor dari Sulawesi Utara.
Kontribusi pabrik pengolahan kertas di KEK Bitung juga patut diapresiasi. Pabrik ini telah beroperasi sejak tahun 2023 dan telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan ekspor ke beberapa negara, termasuk China, Vietnam, dan Malaysia. Keberadaan pabrik ini menunjukkan potensi besar KEK Bitung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pada bulan April 2025, sebanyak 213,75 ton komoditas senilai Rp13,36 miliar telah diekspor ke berbagai negara, antara lain AS, Swiss, Arab Saudi, Rusia, Italia, China, dan India. Hal ini menunjukkan diversifikasi pasar ekspor dari Bitung yang semakin meluas.
Komoditas Unggulan Ekspor Bitung
Beberapa komoditas unggulan yang diekspor dari Bitung antara lain ikan tuna kaleng, konsentrat air kelapa, kelapa kering, choco chip, dan bunga pala. Keberagaman komoditas ini menunjukkan potensi besar Sulawesi Utara dalam sektor pertanian dan perikanan.
Sementara itu, komoditas impor yang masuk melalui TPK Bitung antara lain kertas bekas, suku cadang mesin, dan bahan baku tambahan tapioka. Hal ini menunjukkan bahwa Bitung juga berperan sebagai pintu masuk bagi kebutuhan industri di Sulawesi Utara.
Pentingnya sinergi antar lembaga juga ditekankan oleh Pj. Satuan Pelayanan Pelabuhan Karantina Tumbuhan Bitung, Zusane, dan Plh. Kepala Kantor Bea Cukai Tipe Madya Pabean C Bitung, Feri Hadi. Mereka menyatakan kesiapan untuk terus mendukung dan mendorong kegiatan ekspor-impor di Bitung dan Sulawesi Utara.
Dukungan Penuh Untuk Dorong Ekspor
Zusane menekankan bahwa fasilitas karantina yang memadai dan layanan digitalisasi telah mempermudah pengguna jasa dalam melakukan permohonan. Sementara itu, Feri Hadi menambahkan bahwa Bea Cukai berperan sebagai penghubung, katalisator, dan pendorong sinergi dengan para pemangku kepentingan untuk memperlancar proses ekspor-impor.
Dengan tren positif yang ada dan dukungan penuh dari berbagai pihak, TPK Bitung optimistis dapat terus meningkatkan kinerja ekspornya di tahun 2025 dan seterusnya. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Sulawesi Utara dan Indonesia secara keseluruhan. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata potensi besar daerah dalam sektor perdagangan internasional.