Pelindo Kerahkan Dua Kapal Keruk Raksasa Atasi Pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
PT Pelindo menerjunkan dua kapal keruk besar, CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5, untuk mengatasi pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, demi meningkatkan efisiensi logistik di Sumatera Barat.

Pendangkalan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, segera diatasi. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengambil langkah nyata dengan mendatangkan dua kapal keruk besar, yakni CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5. Kapal-kapal ini dijadwalkan tiba dalam waktu dekat untuk memulai pengerukan guna menormalisasi alur pelabuhan. Langkah ini diambil untuk meningkatkan efisiensi logistik dan aktivitas ekonomi di Bengkulu.
General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko, menyatakan bahwa koordinasi dengan berbagai pihak terkait telah dilakukan untuk memastikan kelancaran proses pengerukan. "Kami memahami pentingnya alur pelayaran yang optimal bagi aktivitas logistik di Bengkulu," ujar Joko dalam keterangannya di Bengkulu, Rabu (14/5).
Kedatangan kapal keruk raksasa ini merupakan bagian dari rencana revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai. Proses pengerukan akan difokuskan pada pendalaman dan pelebaran alur pelayaran, sehingga kapal-kapal bermuatan besar dapat bersandar dengan aman dan efisien. Pelindo berkomitmen untuk menyelesaikan masalah pendangkalan ini secepatnya.
Kapal Keruk Berlayar dari Batam Menuju Bengkulu
Kedua kapal keruk tersebut didatangkan dari Batam dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Pulau Baai. Dimensi kapal yang lebih besar diharapkan mampu mengatasi pendangkalan yang signifikan. Proses pengerukan ini merupakan aksi nyata Pelindo dalam menangani permasalahan alur pelayaran di Pelabuhan Baai.
Pelindo memastikan bahwa pengerukan akan dilakukan secara profesional dan memperhatikan aspek lingkungan. Kolaborasi dengan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan dan Pemerintah Daerah Bengkulu juga dilakukan untuk memastikan proses pengerukan berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan teknis.
Dengan selesainya pengerukan, diharapkan kapasitas layanan Pelabuhan Pulau Baai dapat meningkat. Hal ini akan berdampak positif terhadap kelancaran arus kapal dan barang, serta efisiensi biaya logistik di wilayah barat Pulau Sumatera. Pelindo optimistis revitalisasi pelabuhan ini akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Bengkulu.
Menjawab Isu Penghentian Pengerukan
Sebelumnya, beredar informasi mengenai penghentian sementara proses pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai. Menanggapi hal tersebut, Joko menjelaskan bahwa jeda tersebut terjadi karena beberapa faktor, seperti kondisi pasang surut air laut, cuaca, dan menunggu pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk peralatan yang digunakan oleh mitra kerja Pelindo, PT Sarana Pengerukan Utama.
Joko menegaskan bahwa Pelindo memahami pentingnya pekerjaan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai. Normalisasi pelayanan keluar masuk kapal sangat penting bagi aktivitas perekonomian dan distribusi logistik di Provinsi Bengkulu. Dengan kehadiran kapal keruk baru, diharapkan proses pengerukan akan berjalan lebih cepat dan efektif.
Pelindo berkomitmen untuk terus memantau dan memastikan proses pengerukan berjalan sesuai rencana. Kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai dan meningkatkan kinerja pelabuhan untuk mendukung perekonomian Bengkulu.
Setelah proses pengerukan selesai, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam kapasitas dan efisiensi Pelabuhan Pulau Baai. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Bengkulu dan sekitarnya, khususnya dalam hal kelancaran distribusi barang dan jasa.