Pembuat Ayam Gelonggongan Ditangkap di Jakarta Selatan
Polisi menangkap S (31) di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, karena memproduksi ayam gelonggongan yang telah ditambahkan air, melanggar UU Perlindungan Konsumen.

Polisi berhasil menangkap seorang pembuat ayam gelonggongan di Jakarta Selatan. Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi Satgas Pangan menjelang Ramadhan 1446 Hijriah. Pelaku, berinisial S (31), ditangkap di Pasar Kebayoran Lama pada Kamis dini hari pukul 00.41 WIB. Penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat terkait praktik produksi ayam yang tidak sesuai standar.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, membenarkan penangkapan tersebut. Ia menyatakan bahwa pelaku terbukti memproduksi ayam yang dicampur air, sehingga tidak memenuhi standar produksi yang berlaku. "Bahwa benar telah terjadi pemotongan ayam yang kemudian dicampur dengan air dan tidak sesuai dengan standar produksi," ujar AKBP Ardian kepada wartawan.
Setelah dilakukan penyelidikan, petugas berhasil menemukan dan menangkap S di lokasi yang telah ditentukan. Setelah mengakui perbuatannya, S langsung dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut praktik kecurangan dalam produksi pangan.
Pengungkapan Kasus Ayam Gelonggongan
Penangkapan S merupakan hasil pengembangan informasi dari masyarakat yang resah dengan praktik produksi ayam gelonggongan. Petugas berhasil menyita sejumlah barang bukti, antara lain satu buah jarum suntik, satu buah selang air, lima ekor ayam yang sudah disuntik air, lima ekor ayam yang belum disuntik air, satu kompresor, satu tabung gas, dan dua lembar kwitansi tertanggal 26 Februari 2025. Barang bukti ini menjadi petunjuk penting dalam mengungkap modus operandi pelaku.
Modus yang digunakan pelaku cukup sederhana namun merugikan konsumen. Pelaku menyuntikkan air ke dalam ayam potong untuk meningkatkan berat jual. Praktik ini jelas melanggar standar produksi dan merugikan konsumen karena mendapatkan produk yang tidak sesuai kualitasnya. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran akan aspek kesehatan dan keamanan pangan.
Proses penyelidikan dan penyidikan kasus ini berjalan dengan lancar. Pelaku kooperatif dan mengakui perbuatannya. Polisi bekerja cepat dan profesional dalam menangani kasus ini untuk memberikan rasa aman dan keadilan bagi masyarakat.
Pasal Hukum dan Sanksi
Atas perbuatannya, S dijerat dengan Pasal 8 Juncto 62 UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Pasal ini mengatur tentang pelaku usaha yang memproduksi barang dengan menambah, mengurangi, atau mengubah isi bersih yang tidak sesuai dengan standar produksi. Sanksi yang dihadapi pelaku cukup berat.
Pelaku terancam hukuman pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp2 miliar. Besarnya sanksi ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah praktik serupa terjadi di masa mendatang. Kasus ini menjadi peringatan bagi produsen makanan untuk selalu mematuhi standar produksi dan menjaga kualitas produknya.
Kasus ini tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: Lp/B/701/II/2025/Spkt/RestroJaksel/PMJ, tanggal 27 Februari 2025, dan Surat Perintah Penyelidikan Nomor: SP. Lidik/1332/II/2025/Reskrim Jaksel, tanggal 27 Februari 2025. Proses hukum akan terus berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan terungkapnya kasus ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mendorong pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik produksi pangan. Konsumen juga diharapkan lebih teliti dalam memilih produk pangan untuk menghindari hal-hal yang merugikan.