Pemerintah Manfaatkan LNG untuk Penuhi Kebutuhan Gas Bumi Nasional
Pemerintah berencana meningkatkan penggunaan LNG untuk memenuhi kebutuhan gas bumi nasional yang terus meningkat hingga 2035, guna mengatasi defisit pasokan yang diprediksi terjadi mulai 2025.

Jakarta, 28 April 2024 - Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan gas alam cair (LNG) secara lebih besar untuk memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Jakarta. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap proyeksi peningkatan kebutuhan gas bumi dan penurunan pasokan dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut Tri Winarno, penggunaan LNG akan menjadi solusi untuk mengatasi potensi defisit pasokan gas bumi. Pemerintah tidak hanya mengandalkan pasokan melalui jaringan pipa gas, tetapi juga akan memanfaatkan LNG untuk berbagai keperluan. Langkah ini merupakan strategi penting dalam mengamankan energi nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi.
Penggunaan LNG ini akan difokuskan pada beberapa sektor penting. Salah satunya adalah pembangkit listrik di beberapa wilayah, seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Bali. Selain itu, LNG juga akan digunakan untuk proyek gasifikasi PLN di Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, dan Papua. Dengan demikian, pemerintah memastikan pasokan energi listrik tetap terjaga dan andal.
Kebutuhan Gas Bumi yang Meningkat dan Proyek-Proyek Strategis
Kebutuhan gas bumi nasional diproyeksikan akan terus meningkat, terutama untuk sektor kelistrikan dan industri pupuk. Tri Winarno memprediksi pertumbuhan signifikan hingga tahun 2035. Untuk mendukung proyek-proyek besar, seperti Pabrik Pupuk Indonesia Bintuni (ditargetkan beroperasi 2029), proyek petrokimia Masela, dan pengembangan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM-3) yang direncanakan mulai 2030, pasokan gas pipa juga akan ditingkatkan.
Namun, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, Arief Setiawan Handoko, memprediksi penurunan keseimbangan pasokan gas bumi nasional pada periode 2025-2035. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan produksi alami (natural declining) dari pemasok gas bumi yang ada, yang belum dapat diimbangi oleh penemuan cadangan baru. Kondisi defisit ini, menurut Arief, sudah mulai terjadi sejak tahun 2025.
Oleh karena itu, Arief menekankan pentingnya pasokan gas bumi dari hasil regasifikasi LNG domestik untuk mengatasi potensi defisit tersebut. Sejak pertengahan 2024, PGN telah meminta alokasi LNG kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dan perusahaan BUMN dalam mengantisipasi tantangan pasokan gas bumi di masa depan.
Strategi Pemerintah dalam Mengatasi Defisit Gas Bumi
Pemerintah telah merancang strategi untuk mengatasi potensi defisit gas bumi dengan memanfaatkan LNG secara lebih optimal. Strategi ini meliputi:
- Peningkatan penggunaan LNG untuk pembangkit listrik di berbagai wilayah.
- Penggunaan LNG untuk proyek gasifikasi PLN di beberapa wilayah Indonesia timur.
- Peningkatan pasokan gas pipa untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional, seperti pabrik pupuk dan petrokimia.
Dengan strategi ini, pemerintah berupaya untuk memastikan ketersediaan gas bumi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, baik untuk sektor kelistrikan maupun industri, serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Pemanfaatan LNG sebagai sumber energi alternatif menjadi solusi strategis untuk menghadapi tantangan penurunan produksi gas bumi alami. Hal ini menunjukkan kesiapan pemerintah dalam mengelola sumber daya energi nasional secara efektif dan efisien untuk masa depan.