Pemikiran Bung Hatta: Modal Atasi Tantangan Ekonomi Indonesia
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat tekankan pentingnya pemikiran Bung Hatta tentang kedaulatan rakyat, gotong royong, dan keadilan sosial untuk menghadapi tantangan ekonomi Indonesia.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, atau yang akrab disapa Rerie, baru-baru ini menyatakan bahwa pemikiran Mohammad Hatta atau Bung Hatta, Wakil Presiden Pertama RI, sangat relevan dalam menghadapi tantangan ekonomi Indonesia saat ini. Gagasan Bung Hatta mengenai kedaulatan rakyat, gotong royong, dan keadilan sosial dinilai sebagai modal penting untuk membangun perekonomian nasional yang lebih kuat dan berkeadilan. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah diskusi daring bertajuk "Relevansi Pemikiran Sosial Ekonomi Bung Hatta dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan pada Rabu, 19 Maret 2024.
Menurut Rerie, nilai-nilai luhur yang ditanamkan para pendiri bangsa, termasuk Bung Hatta, perlu menjadi dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan ekonomi. Pemikiran Bung Hatta tentang penerapan nilai-nilai tersebut dalam pembangunan ekonomi dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah strategis. Ia berharap generasi penerus bangsa dapat belajar dari pengalaman para pendahulu dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa lalu.
Diskusi tersebut juga menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai warisan para pendiri bangsa oleh para pemangku kebijakan. Hal ini dianggap krusial untuk menciptakan kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat dan berkelanjutan. Dengan memahami konteks sejarah dan filosofi pembangunan ekonomi Indonesia, diharapkan kebijakan yang diambil akan lebih tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi.
Nilai-nilai Bung Hatta dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi
Anggota Pembina Yayasan Hatta, Sri Edi Swasono, menjelaskan bahwa ekonomi Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 UUD NRI 1945, mendukung asas gotong royong dan keadilan sosial. Pasal 27 Ayat (2) UUD NRI 1945 juga memperkuat hal ini, yang dieksplisitkan dalam sila ke-5 Pancasila. Beliau menyinggung naskah Sistem Ekonomi dan Ekonomi Indonesia karya Emil Salim tahun 1965 yang menegaskan sistem ekonomi Indonesia sebagai sistem ekonomi sosialisme Pancasila.
Sri Edi Swasono juga menambahkan bahwa pemikiran ekonomi Bung Hatta menekankan asas kekeluargaan, kerukunan, dan solidaritas. Hal ini berarti terdapat tanggung jawab bersama dalam pengembangan perekonomian. "Bung Hatta berpendapat sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi sosialis. Sosialisme Indonesia merupakan ekspresi jiwa bangsa Indonesia yang mendapatkan perilaku yang tidak adil di masa itu," kata Sri Edi Swasono.
Sementara itu, Peneliti LP3ES, Zaenal Muttaqin, mengungkapkan bahwa pemikiran Bung Hatta menekankan penggunaan ilmu ekonomi untuk menciptakan kemakmuran rakyat. Bung Hatta meyakini bahwa kemakmuran tidak mungkin terwujud tanpa keadilan. "Ini merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan," tegas Zaenal.
Zaenal juga menyoroti potensi ketimpangan akibat langkah efisiensi pemerintah. Namun, ia menekankan bahwa potensi ketimpangan tersebut dapat ditekan dengan menerapkan langkah-langkah sosial agar kemakmuran dapat tercapai secara merata.
Implementasi Pemikiran Bung Hatta di Era Modern
Dalam konteks kekinian, penerapan pemikiran Bung Hatta menuntut adaptasi dan inovasi. Tantangan ekonomi global yang kompleks, seperti perubahan iklim, disrupsi teknologi, dan ketidakpastian geopolitik, menuntut strategi yang tepat dan responsif. Namun, nilai-nilai dasar seperti keadilan sosial, gotong royong, dan kedaulatan rakyat tetap menjadi landasan yang kokoh dalam membangun perekonomian yang berkelanjutan.
Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan cermat bagaimana prinsip-prinsip ekonomi Pancasila dapat diimplementasikan secara efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Hal ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ekonomi juga menjadi kunci untuk mencegah terjadinya ketimpangan dan memastikan manfaat pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulannya, pemikiran Bung Hatta tentang ekonomi tetap relevan hingga saat ini. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menjadi panduan bagi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat dalam membangun perekonomian Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan. Penerapan nilai-nilai tersebut membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.