Pemilik Rental Mobil Ditembak dari Jarak Jauh, Dokter Forensik Ungkap Fakta Mengejutkan
Dokter forensik mengungkap pemilik rental mobil Ilyas Abdurrahman ditembak dari jarak lebih dari 60 cm, berdasarkan temuan kelim lecet pada tubuh korban dalam sidang lanjutan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta.

Jakarta, 24 Februari 2024 - Sidang lanjutan kasus penembakan Ilyas Abdurrahman, pemilik rental mobil, di Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada Senin (24/2) mengungkap fakta mengejutkan. Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal RSUD Balaraja Tangerang, Baety Adhayat, mengungkapkan bahwa korban ditembak dari jarak lebih dari 60 sentimeter.
Pengungkapan ini didasarkan pada temuan kelim lecet pada tubuh korban. Kelim lecet tersebut menunjukkan karakteristik luka tembak jarak jauh. Hal ini menjadi bukti penting dalam mengungkap kronologi penembakan yang terjadi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada 2 Januari 2024 lalu.
Kesimpulan ini didapat setelah dilakukan autopsi terhadap jenazah Ilyas Abdurrahman atas persetujuan resmi pihak kepolisian. Autopsi tersebut juga menemukan adanya dua luka tembak masuk, satu di dada dan satu di lengan bawah kiri. Anak peluru berdiameter sembilan milimeter ditemukan bersarang di punggung korban.
Analisa Luka Tembak dan Arah Tembakan
Berdasarkan hasil autopsi, Dokter Baety menjelaskan bahwa penyebab kematian Ilyas Abdurrahman adalah luka tembak yang menembus jantung dan hati, mengakibatkan perdarahan hebat. Luka tembak di dada menunjukkan arah tembakan dari depan korban, lalu menyamping ke arah kanan, sesuai dengan posisi jantung dan hati.
Lebih lanjut, Dokter Baety menjelaskan perbedaan karakteristik luka tembak berdasarkan jarak tembak. Luka tembak jarak dekat (0-60 cm) memiliki karakteristik yang berbeda dengan luka tembak jarak jauh (>60 cm), perbedaan tersebut terlihat dari jenis kelim yang ditemukan pada luka.
Temuan ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peristiwa penembakan tersebut. Informasi ini sangat krusial dalam proses persidangan untuk menentukan tingkat kesengajaan dan perencanaan dalam kasus ini.
Terdakwa dan Dakwaan
Sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman ini menghadirkan sembilan saksi. Tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) didakwa dalam kasus ini: Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan.
Ketiga terdakwa didakwa dengan pasal penadahan. Dua dari tiga terdakwa, Bambang Apri Atmojo dan Akbar Adli, juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Persidangan ini terus berlanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Bukti-bukti forensik yang dihadirkan menjadi kunci penting dalam proses penegakan hukum ini.
Proses persidangan ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi keluarga korban. Pengungkapan fakta-fakta yang akurat dan detail menjadi sangat penting dalam menentukan hukuman yang pantas bagi para terdakwa.
Kesimpulannya, temuan dokter forensik terkait jarak tembak dan arah tembakan menjadi bukti penting dalam mengungkap kasus penembakan ini. Proses persidangan yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.