Bos Rental Mobil Tewas Ditembak, Luka Tembus Jantung dan Hati
Pemilik rental mobil, Ilyas Abdurrahman, meninggal dunia akibat luka tembak yang menembus jantung dan hati; tiga oknum TNI AL didakwa terlibat.

Jakarta, 24 Februari 2024 - Kematian Ilyas Abdurrahman, pemilik rental mobil, disebabkan oleh luka tembak yang menembus jantung dan hatinya. Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal RSUD Balaraja Tangerang, Baety Adhayat, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada Senin. Kejadian ini terjadi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis, 2 Januari 2024.
Baety menjelaskan kronologi penemuan jenazah Ilyas. Awalnya, ia menerima laporan dari dokter IGD mengenai pasien luka tembak yang meninggal setelah mendapat pertolongan. Korban datang dalam kondisi kritis dengan luka tembak di dada dan lengan bawah kiri. Meskipun sempat dilakukan resusitasi jantung paru sebanyak lima siklus, nyawa Ilyas tak tertolong dan dinyatakan meninggal pukul 05.06 WIB.
Setelah berkoordinasi dengan kepolisian, autopsi dilakukan pukul 12.30 WIB. Hasil autopsi menunjukkan luka tembak masuk di dada dengan proyektil bersarang di punggung (diameter 9 mm), serta serpihan proyektil di lengan bawah kiri. Tiga oknum TNI Angkatan Laut kini menjadi terdakwa dalam kasus ini.
Sidang Lanjutan Kasus Penembakan
Sidang lanjutan kasus penembakan ini menghadirkan sembilan saksi. Sidang dipimpin oleh Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, dengan Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni dan Letnan Kolonel Chk Gatot Sumarjono sebagai hakim anggota. Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta, Mayor Chk Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung, menangani perkara ini.
Tiga terdakwa, Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, didakwa melakukan penadahan. Dua terdakwa, Bambang dan Akbar, juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Menurut keterangan Dokter Baety, "Dapat saya jelaskan bahwa sebab kematian pada korban atas nama Ilyas Abdurrahman itu adalah akibat luka tembak masuk yang masuk dari daerah dada menembus jantung kemudian menembus ke hati dan menimbulkan perdarahan." Pernyataan ini menjadi bukti kunci dalam persidangan.
Detail Luka Tembak dan Autopsi
Hasil autopsi menunjukkan adanya luka tembak masuk di dada dengan proyektil yang bersarang di punggung. Diameter proyektil tersebut adalah 9 milimeter. Selain itu, ditemukan juga serpihan proyektil yang tidak utuh di lengan bawah kiri korban. Temuan ini memperkuat dugaan penyebab kematian Ilyas Abdurrahman.
Proses autopsi dilakukan atas permintaan kepolisian secara tertulis. Dokter Baety juga menjelaskan bahwa korban datang ke IGD dalam kondisi kritis dan upaya resusitasi jantung paru telah dilakukan sebanyak lima siklus, namun sayangnya tidak membuahkan hasil.
Proses hukum terus berlanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Sidang akan terus berlangsung dengan pemeriksaan saksi-saksi lainnya.
Kesimpulannya, kematian Ilyas Abdurrahman dipastikan akibat luka tembak yang menyebabkan perdarahan hebat dan berujung pada kematian. Persidangan terhadap tiga terdakwa TNI AL terus berlanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan motif di balik peristiwa ini.