TNI AL Akui Tembak Lima Kali di Rest Area Tol Tangerang-Merak, Satu Tewas
Sidang kasus penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak memasuki babak baru dengan pengakuan terdakwa atas lima kali penembakan yang mengakibatkan satu orang tewas.

Jakarta, 3 Januari 2024 - Seorang anggota TNI Angkatan Laut (AL), Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, terdakwa dalam kasus penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, mengakui telah melepaskan lima kali tembakan. Peristiwa yang menewaskan seorang bos rental mobil tersebut terjadi pada Kamis, 2 Januari 2024, di Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten. Pengakuan tersebut disampaikan Bambang dalam sidang kelima di Pengadilan Militer II-08 Jakarta Timur, Senin, 3 Januari 2024, yang beragendakan pemeriksaan saksi dan terdakwa.
Bambang menjelaskan kronologi penembakan. Dua tembakan pertama dilepaskan sebagai peringatan ketika melihat rekannya, Sersan Satu Akbar Adli, dipiting dan diseret oleh beberapa orang. Ia menembak melalui kaca jendela mobil dengan sudut elevasi 160 derajat. "Posisi pada saat itu Akbar seperti kesakitan. 'Tembak, Tut, tembak, Tut' kami posisi memegang senjata langsung menembakkan tembakan peringatan sebanyak dua kali," ujar Bambang, menjelaskan bahwa tembakan tersebut ditujukan ke atas.
Namun, upaya peringatan tersebut tak diindahkan. Bambang kemudian turun dari mobil dan melepaskan tembakan ketiga ke arah orang-orang yang mengerubungi Akbar, mengenai perut Ramli, rekan bos rental. Tembakan keempat ditujukan kepada Ilyas, bos rental yang berupaya mendekat. Bambang merasa Ilyas akan merampas senjatanya, sehingga ia menembak ke arah dada Ilyas, mengakibatkan Ilyas meninggal dunia. "Kami arahkan lurus 90 derajat," kata Bambang saat ditanya oditur mengenai arah tembakan keempat yang mengenai dada Ilyas.
Kronologi Penembakan dan Dakwaan Terhadap Terdakwa
Keterangan Bambang menyebutkan bahwa tembakan kelima dilepaskan saat ia dan dua rekannya berupaya melarikan diri. Tembakan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan karena Bambang merasa diperhatikan oleh warga sekitar. "Tujuan tembakan kelima itu untuk peringatan," ucapnya. Sidang dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, dengan Hakim Anggota Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni dan Letnan Kolonel Chk Gatot Sumarjono. Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta yang menangani perkara ini adalah Mayor corps hukum (Chk) Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung.
Ketiga terdakwa, KLK Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, didakwa melakukan penadahan. Selain itu, Bambang dan Akbar juga didakwa melanggar Pasal 340 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana. Sidang lanjutan akan terus bergulir untuk mengungkap seluruh fakta dan detail peristiwa penembakan tersebut.
Proses persidangan ini diawali pukul 09.10 WIB dan dihadiri oleh saksi Nengsih. Peristiwa ini telah menyita perhatian publik dan menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai kronologi kejadian dan motif di balik penembakan tersebut. Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.
Detail Dakwaan dan Pasal yang Dikenakan
- Penadahan: Ketiga terdakwa didakwa melakukan penadahan.
- Pembunuhan Berencana (Terdakwa 1 & 2): Terdakwa Bambang dan Akbar didakwa dengan pasal pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman yang berat.
Sidang ini menjadi sorotan publik mengingat keterlibatan anggota TNI AL dan jatuhnya korban jiwa. Proses hukum yang transparan dan adil diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya penegakan hukum yang tegas dan konsisten, serta perlunya mekanisme pengawasan yang ketat terhadap anggota TNI untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Publik menantikan perkembangan lebih lanjut dari proses persidangan ini.