Pemkab Solok Kendalikan Inflasi Lewat Sektor Pertanian
Pemerintah Kabupaten Solok memanfaatkan sektor pertanian, khususnya komoditas kentang dan bawang merah, untuk mengendalikan inflasi dan menjamin ketersediaan pangan, berkolaborasi dengan kelompok tani dan menerapkan inovasi teknologi.

Solok, 14 Februari 2024 - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mengambil langkah strategis dalam pengendalian inflasi daerah dengan fokus pada sektor pertanian. Langkah ini dinilai penting mengingat sektor pertanian merupakan sektor unggulan daerah yang memiliki potensi besar untuk menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pokok.
Sektor Pertanian: Benteng Pertahanan Inflasi
Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Solok, Yossi Agusta, menjelaskan bahwa komitmen Kabupaten Solok dalam pengendalian inflasi diwujudkan melalui inovasi dan kolaborasi. Sektor pertanian dipilih sebagai prioritas utama karena perannya yang krusial dalam menjamin ketahanan pangan daerah. Tidak hanya untuk pengendalian inflasi, pengembangan sektor pertanian juga dilihat sebagai kunci pembangunan ekonomi daerah.
Kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk kelompok tani, menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Hal ini terlihat dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Solok di Kecamatan Lembah Gumanti dan Hiliran Gumanti. Kunjungan TPID ini berfokus pada peningkatan ketersediaan dan pasokan bahan pokok, khususnya komoditas seperti bawang merah, kentang, dan cabai merah.
Dialog dan Solusi Bersama Kelompok Tani
Dalam kunjungan tersebut, TPID berdialog langsung dengan ketua-ketua kelompok tani. Dialog ini bertujuan untuk menemukan solusi bersama dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan keberlanjutan produksi pertanian. Salah satu poin penting yang dibahas adalah pengaturan jadwal tanam untuk menghindari bentrok dengan panen raya di Pulau Jawa. Strategi ini diharapkan dapat mencegah penurunan harga saat panen raya di Jawa.
"Ketika bawang merah di Pulau Jawa mengalami hasil melimpah, kita di Kabupaten Solok masih dalam masa tanam," ujar Ambri Ismail, Ketua Kelompok Tani Muaro Danau Diateh. "Maka secara tidak langsung ketika panen raya di daerah Jawa habis, bawang kita di Kabupaten Solok masuk ke dalam masa panen sehingga petani tidak rugi," tambahnya.
Inovasi Pertanian: Teknologi untuk Ketahanan Pangan
Selain pengaturan jadwal tanam, inovasi teknologi juga menjadi fokus utama. Yossi Agusta menekankan pentingnya peran kelompok tani dalam memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan petani. Salah satu contoh inovasi yang diunggulkan adalah pengembangan pembibitan kentang berbasis aeroponic robotic oleh Kelompok Tani Sumber Rezeki. Inovasi ini dinilai sebagai terobosan penting dalam meningkatkan ketersediaan kentang dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengembangan teknologi pertanian seperti ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil panen. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Solok.
Kesimpulan
Upaya Pemerintah Kabupaten Solok dalam mengendalikan inflasi melalui sektor pertanian menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi dengan kelompok tani dan penerapan inovasi teknologi menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Dengan langkah-langkah yang terencana dan terintegrasi, diharapkan Kabupaten Solok dapat terus menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, khususnya menjelang bulan Ramadhan.