Kebangkitan Nasional Pertanian: Sektor Pertanian Indonesia Catat Pertumbuhan Tertinggi dalam 15 Tahun Terakhir!
Sektor pertanian Indonesia bangkit dengan pertumbuhan tertinggi dalam 15 tahun terakhir, didukung program pemerintah dan peningkatan produksi padi.

Jakarta, 20 Mei (ANTARA) - Pertanian Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan, bertepatan dengan perayaan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei tahun ini. Sektor ini mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan, didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah dan peningkatan produksi komoditas utama. Momentum ini menjadi harapan baru bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan double digit pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. Pertumbuhan sebesar 10,52 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025 ini menjadi indikator positif bagi kemajuan sektor pertanian. Data ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam mendukung pertanian mulai membuahkan hasil.
Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional juga terus meningkat. Pada tahun 2023, perekonomian nasional tumbuh 5,05 persen, dan pada tahun 2024 naik menjadi 5,08 persen. Sektor pertanian secara konsisten memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ini, membuktikan perannya yang vital dalam perekonomian Indonesia.
Dukungan Pemerintah dan Ekonomi Kerakyatan
Komitmen pemerintah terhadap petani diwujudkan melalui berbagai program pendukung yang komprehensif. Program-program ini meliputi penyediaan pupuk, akses kredit murah, penerapan teknologi modern, serta jaminan harga yang adil. Pemerintah berupaya menciptakan ekosistem yang kondusif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
Ekonomi kerakyatan di desa menjadi fokus utama dalam upaya menumbuhkan perekonomian berbasis rakyat. Tujuannya adalah agar petani mendapatkan bagian yang lebih besar dari rantai nilai pertanian. Dengan demikian, kesejahteraan petani dapat meningkat dan kesenjangan ekonomi dapat dipersempit.
Menteri Pertanian menyatakan bahwa sinergi program pertanian modern bertujuan untuk mengurangi pengangguran, menurunkan angka kemiskinan, dan meningkatkan PDB (Pendapatan Domestik Bruto). "Ekonomi kerakyatan yang bergerak dari desa menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut," ujarnya.
Fokus pada Petani Kecil dan Ketahanan Pangan
Optimisme terhadap kebangkitan pertanian Indonesia didukung oleh data BPS yang menunjukkan bahwa dari total sekitar 27,8 juta petani di Indonesia, sekitar 17,25 juta di antaranya adalah petani gurem. Keberhasilan menjangkau dan memberdayakan petani kecil menjadi indikator utama bangkitnya ekonomi petani Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan geopolitik dan perubahan iklim, sektor tanaman pangan tetap menjadi perhatian utama pemerintah. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas produksi padi dan komoditas pangan lainnya untuk memastikan ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data BPS, produksi padi nasional pada tahun 2024 mencapai 53,14 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 30,62 juta ton beras, dengan luas panen 10,05 juta hektare. Kondisi produksi padi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk iklim, serangan hama, dan pergeseran pola tanam.
Data hingga Maret 2025 menunjukkan bahwa produksi padi telah mencapai 14,97 juta ton GKG dari total luas panen sekitar 2,85 juta hektare. Rincian produksi pada Januari sebesar 2,16 juta ton, Februari 3,88 juta ton, dan Maret 8,93 juta ton GKG. Jika tren ini berlanjut, produksi padi pada 2025 berpotensi mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, memperkuat optimisme terhadap ketahanan pangan nasional.
Kebijakan Strategis dan Penguatan Cadangan Pangan
Pemerintah memperkuat kebijakan strategis untuk mendukung sektor pertanian, termasuk peningkatan subsidi pupuk dan reformasi tata kelola distribusinya. Atas arahan Presiden, kuantum pupuk bersubsidi pada 2024 ditingkatkan dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton, mengubah pendekatan berbasis anggaran menjadi berbasis volume.
Dampaknya, hingga akhir 2024, distribusi pupuk subsidi mencapai 7,31 juta ton, melebihi alokasi awal. Pemerintah juga memangkas birokrasi dengan menerbitkan Perpres yang memungkinkan penyaluran pupuk langsung dari produsen ke gabungan kelompok tani (Gapoktan), serta menghapus kuota bulanan agar petani dapat menebus pupuk kapan saja.
Untuk mengatasi kendala air, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pompanisasi besar-besaran dan mendorong pembangunan embung pertanian sebagai cadangan air mikro. Pemerintah desa bahkan diminta mengalokasikan minimal 20 persen dana desa untuk pertanian termasuk pembangunan embung demi memperkuat ketahanan pangan.
Pemerintah memperkuat cadangan pangan nasional, terutama melalui peningkatan stok beras. Sepanjang 2024, Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama BULOG berhasil melipatgandakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari target 1,2 juta ton menjadi sekitar 2 juta ton di akhir tahun.
Memasuki panen raya 2025, BULOG terus menyerap hasil produksi dalam negeri secara masif, dengan harga penyerapan gabah (HPP) dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram. Per Mei 2025, total stok beras dalam pengelolaan BULOG tercatat mencapai 3,5 juta ton, menjadi instrumen vital untuk stabilisasi harga dan pasokan pangan nasional.
Dengan cadangan pangan yang jauh lebih kuat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Indonesia kini lebih siap menghadapi gejolak harga dan potensi krisis pangan, sekaligus melindungi petani dan konsumen dari fluktuasi pasar.
Diversifikasi Produksi dan Ekspor Rakyat
Subsektor hortikultura dan perkebunan Indonesia menunjukkan tren ekspor yang positif hingga tahun 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor buah-buahan pada tahun 2023 mencapai 637,93 juta dolar AS (setara Rp10,5 triliun) dengan volume sebesar 1,20 juta ton.
Ekspor hortikultura tumbuh pesat, didukung oleh buah tropis, sayuran dataran tinggi, dan rempah-rempah. Buah unggulan seperti pisang, nanas, dan manggis semakin diminati pasar global. Nilai ekspor manggis pada tahun 2023 mencapai 111,95 juta dolar AS (Rp1,8 triliun), naik 48,13 persen secara tahunan. Ekspor nanas juga melonjak sekitar 50 persen dengan nilai 5,61 juta dolar AS (Rp92 miliar). Ekspor pisang dan buah tropis lainnya tumbuh stabil seiring meningkatnya permintaan di Asia dan Timur Tengah.
Sayuran dataran tinggi seperti kentang, kubis, dan wortel mulai menembus pasar ekspor meskipun volumenya masih relatif kecil. Di subsektor perkebunan, kelapa sawit masih mendominasi ekspor meskipun menghadapi fluktuasi harga. Selain kelapa sawit, komoditas utama seperti kopi, kakao, karet, dan kelapa berkontribusi signifikan.
Sepanjang tahun 2023, Indonesia mengekspor kopi sebanyak 276,28 ribu ton dengan nilai 915,91 juta dolar AS (Rp15 triliun), mencatat rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ekspor biji kakao dan produk olahannya mencapai 339,99 ribu ton senilai 1,20 miliar dolar AS (Rp 20 triliun) pada tahun 2023. Komoditas kelapa dan turunannya juga terus diekspor dan Indonesia merupakan eksportir minyak kelapa terbesar kedua di dunia dengan pangsa sekitar 22 persen dari nilai ekspor global.
Di sektor peternakan, pertumbuhan produksi relatif stabil. Pemerintah menargetkan peningkatan produksi daging, susu, dan telur setiap tahun, yang sebagian dicapai melalui program intensifikasi sapi perah, ayam petelur, dan hijauan pakan. Sebagai contoh, upaya stabilisasi harga telur dan ayam hidup mulai membuahkan hasil. Ketika harga ayam hidup sempat turun ke Rp13.000/kg, Kementerian Pertanian mengintervensi pasar dengan mengendalikan stok DOC (anak ayam), mendorong integrator dan pabrik pakan untuk menyerap ayam dari peternak mandiri minimal 2,4 kg seharga Rp17.000/kg, serta melarang penggunaan telur tetas sebagai telur konsumsi. Hasilnya, harga naik dan peternak kembali mendapatkan manfaat.
Berbagai kebijakan juga telah diluncurkan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan di sektor pertanian. Reforma agraria terus menjadi prioritas melalui redistribusi lahan bagi jutaan petani kecil, sedangkan pemberdayaan wilayah didukung dengan alokasi dana desa untuk irigasi mikro dan penguatan usaha tani.
Program padat karya terus digulirkan untuk memperluas areal tanam dan melibatkan lebih banyak petani. Akses pasar ekspor dibuka lebar melalui diplomasi dagang dan penghapusan hambatan ekspor. Dalam penguatan kelembagaan, pemerintah mendorong pembentukan koperasi dan kemitraan dengan pelaku usaha besar melalui konsep korporasi pertanian, yang bertujuan mempersingkat rantai distribusi dan meningkatkan margin keuntungan bagi petani.
Di tengah krisis iklim dan ketidakpastian ekonomi global, penguatan ekonomi kerakyatan bukan sekadar wacana, tetapi perlu kita rayakan dengan menciptakan sektor pertanian dan petani yang sejahtera, mendorong pertumbuhan inklusif, dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.