Pertanian: Sektor Penyerap Tenaga Kerja Terbesar di Indonesia?
Mentan Andi Amran Sulaiman mendorong sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian sekaligus penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, ditunjang dengan peningkatan produksi dan modernisasi pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Swasembada Pangan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat, 9 Mei, menyampaikan harapannya agar sektor pertanian tidak hanya menjadi penyangga ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di Auditorium Makodam VI/Mulawarman. Mentan menekankan pentingnya peran pertanian dalam menyerap tenaga kerja, mengingat kontribusinya yang mencapai 28,5 persen dari total angkatan kerja nasional. Ia menambahkan bahwa penguatan sektor pertanian berarti penguatan langsung terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.
Amran Sulaiman juga menyoroti pentingnya sektor pertanian dalam konteks ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Lebih dari itu, sektor ini berperan krusial dalam keberlanjutan sosial, membuka lapangan kerja bagi jutaan warga Indonesia. Dalam konteks ini, Mentan menekankan perlunya regenerasi petani dan mendorong partisipasi aktif generasi muda melalui program brigade pangan sebagai solusi jangka panjang untuk keberlanjutan sektor pertanian.
Mentan mengajak pemuda Kalimantan Timur untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola agribisnis secara modern, terstruktur, dan menguntungkan. Ia melihat potensi besar di Kalimantan Timur, khususnya dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN), untuk menjadikan provinsi ini sebagai lumbung pangan regional, bahkan pemasok pangan bagi daerah lain dan negara tetangga. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Kalimantan Timur sebagai penggerak swasembada pangan di kawasan timur Indonesia.
Regenerasi Petani dan Peran Penyuluh Pertanian
Salah satu fokus utama Mentan adalah regenerasi petani. Beliau mendorong kaum muda untuk terlibat aktif dalam sektor pertanian melalui berbagai program pemerintah. Program ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di masa depan, dengan melibatkan generasi muda yang memiliki wawasan dan teknologi terkini.
Selain regenerasi petani, Mentan juga menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dalam pendampingan petani dan pelaksanaan program strategis. Pemerintah telah mengeluarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian, yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan efektivitas kerja penyuluh dengan memindahkan status mereka dari daerah ke pusat.
Selama masa transisi, para penyuluh pertanian diminta untuk tetap aktif mengawal program-program penting seperti Optimalisasi Lahan (OPLAH), Luas Tambah Tanam (LTT), cetak sawah, serap gabah, dan Brigade Pangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran program dan pencapaian target produksi pertanian nasional.
Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Capaian Signifikan
Mentan Amran Sulaiman juga memaparkan perkembangan positif sektor pertanian nasional pada triwulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan sektor pertanian mencapai 10,52 persen, tertinggi di antara sektor lainnya. Produksi padi naik 51,45 persen dan jagung naik 39,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini didukung oleh berbagai strategi nasional, termasuk intensifikasi melalui OPLAH, ekstensifikasi dengan pencetakan sawah, dan modernisasi pertanian berbasis alat mesin pertanian (alsintan). Ratusan unit alsintan telah disalurkan ke berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Tidak hanya produksi yang meningkat, serapan beras nasional juga mencatat prestasi signifikan. Dalam empat bulan pertama tahun 2025, serapan beras mencapai 1,7 juta ton, seluruhnya berasal dari dalam negeri tanpa impor. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan beras nasional.
Indonesia sebagai Produsen Beras Terbesar di ASEAN
Mentan mengutip laporan Rice Outlook April 2025 dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang menyebutkan bahwa Indonesia telah menjadi produsen beras terbesar di ASEAN, mengalahkan Vietnam dan Thailand. Proyeksi produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton pada tahun ini, meningkat 600 ribu ton dari perkiraan sebelumnya.
Data ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan konsisten di sektor pertanian Indonesia. Berbagai program pemerintah dan strategi yang tepat sasaran telah berkontribusi pada peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar sektor pertanian untuk menjadi penggerak utama perekonomian nasional dan penyerap tenaga kerja terbesar.
Dengan berbagai capaian positif ini, harapan Mentan agar sektor pertanian menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia semakin realistis. Komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian, baik melalui modernisasi, program regenerasi petani, maupun pendampingan penyuluh, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan harapan tersebut.