Pemkot Kediri Fasilitasi Aspirasi Disabilitas lewat Musrenbang GEDSI
Pemerintah Kota Kediri menggelar Musrenbang tematik GEDSI untuk menampung aspirasi penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya dalam pembangunan kota.

Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tematik Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) pada 24 Februari 2024. Musrenbang ini difasilitasi untuk menampung aspirasi dan usulan dari penyandang disabilitas di Kota Kediri, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemkot Kediri dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan inklusif bagi seluruh warganya.
Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi, menjelaskan bahwa Musrenbang GEDSI merupakan arahan pemerintah pusat. Semua proses perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan perspektif gender, perlindungan anak, dan inklusi sosial. Musrenbang ini bertujuan untuk memperkuat partisipasi aktif penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak, dan kelompok inklusif lainnya dalam perencanaan pembangunan Kota Kediri. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan partisipatif, diharapkan setiap kelompok masyarakat mendapatkan kesempatan yang setara.
"Sesuai arahan pemerintah pusat, semua proses perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan perspektif gender, perlindungan anak, dan inklusi sosial," kata Chevy Ning Suyudi di Kediri, Senin. Beliau menekankan pentingnya Musrenbang GEDSI sebagai sarana untuk memastikan setiap warga Kota Kediri memiliki kesempatan yang sama dalam pembangunan daerah. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk OPD terkait, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), perwakilan media, dan perwakilan kelompok GEDSI, sangat penting untuk keberhasilan Musrenbang ini.
Mewujudkan Pembangunan Inklusif di Kota Kediri
Musrenbang GEDSI menghadirkan narasumber dari Widyaiswara BPSDM dan fasilitator PUG/KLA Provinsi Jawa Timur, Arie Cahyono. Materi yang disampaikan difokuskan pada pentingnya partisipasi aktif kelompok rentan dalam pembangunan. Chevy berharap Musrenbang ini dapat menjadi forum strategis untuk mengidentifikasi isu-isu prioritas, menyusun rekomendasi kebijakan, dan mengusulkan program-program yang lebih berpihak kepada kelompok rentan.
Dengan adanya pendekatan tematik ini, diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan lebih inklusif dan responsif terhadap berbagai kondisi sosial masyarakat. Chevy juga menekankan pentingnya kolaborasi multi-pihak, termasuk sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media, dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif. Para peserta didorong untuk menyuarakan ide dan gagasan untuk perbaikan implementasi kebijakan Kota Layak Anak dan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kota Kediri.
"Adanya pendekatan tematik ini, diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan lebih inklusif dan responsif terhadap berbagai kondisi sosial yang ada di masyarakat. Memperkuat kolaborasi multi-pihak melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan media dalam upaya mewujudkan pembangunan yang inklusif," ujar Chevy.
Usulan dan Rekomendasi dari Musrenbang GEDSI
Beberapa usulan penting disampaikan dalam Musrenbang Tematik GEDSI Kota Kediri Tahun 2025. Usulan tersebut antara lain fasilitasi Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) anak sebagai wadah kegiatan positif untuk mengantisipasi kekerasan berbasis digital. Selain itu, ada usulan pelatihan khusus bagi Perempuan Kepala Keluarga (PEKA), perluasan pelatihan kerja untuk penyandang disabilitas, penyediaan juru bahasa isyarat bagi disabilitas pada forum resmi pemerintah, dan penyelenggaraan sekolah lansia tangguh (Selantang) di setiap kelurahan.
Hasil dari Musrenbang GEDSI ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Kediri Tahun 2026. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Kediri untuk benar-benar mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan dari kelompok rentan dalam perencanaan pembangunan kota. Dengan adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan pembangunan Kota Kediri dapat menjadi lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh warganya.
Dengan adanya Musrenbang GEDSI, Pemkot Kediri menunjukkan komitmennya untuk membangun kota yang inklusif dan ramah bagi semua warga, termasuk penyandang disabilitas. Partisipasi aktif dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Hasil dari Musrenbang GEDSI ini akan diintegrasikan ke dalam perencanaan pembangunan Kota Kediri, memastikan bahwa suara dan kebutuhan penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya didengar dan dipertimbangkan.