Pemkot Surabaya Latih Guru Cegah Kekerasan di Sekolah, hingga Coding dan AI
Pemerintah Kota Surabaya melatih guru untuk mencegah kekerasan di sekolah, serta meningkatkan kompetensi mereka dalam AI dan coding untuk membentuk karakter anak yang mandiri dan nasionalis.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya berinisiatif meningkatkan kompetensi guru dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung perkembangan siswa. Inisiatif ini mencakup pelatihan pembelajaran anti-kekerasan, serta pelatihan teknologi terkini seperti Artificial Intelligence (AI) dan coding. Pelatihan ini bertujuan untuk mencegah aksi kekerasan dan perundungan di sekolah, serta membentuk karakter siswa yang lebih mandiri dan disiplin.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, menjelaskan bahwa pelatihan pembelajaran anti-kekerasan akan dilakukan secara bertahap. Pelatihan ini akan membekali guru dengan pemahaman tentang berbagai bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik, serta strategi pencegahannya. "Jadi nanti ada strategi bagaimana caranya agar tidak sampai terjadi kekerasan terhadap anak-anak. Nah, batasan-batasan itu nantinya juga harus disampaikan (oleh guru) kepada anak-anak," ujar Yusuf dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (8/3).
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Dispendik Surabaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi seluruh siswa. Selain pelatihan anti-kekerasan, Pemkot Surabaya juga menekankan pentingnya pembelajaran kebangsaan di sekolah untuk membentuk karakter siswa yang kuat. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang memiliki jiwa mandiri, loyal, dan nasionalis.
Pelatihan Anti-Kekerasan: Strategi Pencegahan di Sekolah
Pelatihan anti-kekerasan yang diberikan kepada guru di Surabaya difokuskan pada pemahaman berbagai bentuk kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah. Guru akan dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal kekerasan, serta cara-cara efektif untuk mencegah dan menanganinya. Pelatihan ini juga akan mencakup bagaimana berkomunikasi dengan siswa secara efektif untuk mencegah terjadinya kekerasan.
Selain itu, pelatihan ini juga akan memberikan panduan kepada guru tentang bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan ramah bagi semua siswa. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa, tanpa adanya rasa takut akan kekerasan atau perundungan.
Pemkot Surabaya menyadari bahwa pencegahan kekerasan di sekolah membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan budaya sekolah yang bebas dari kekerasan.
Penguasaan Teknologi: AI dan Coding untuk Guru PAUD
Tidak hanya fokus pada pencegahan kekerasan, Pemkot Surabaya juga berupaya meningkatkan kompetensi guru dalam bidang teknologi. Pelatihan Artificial Intelligence (AI) dan coding telah dimulai, bahkan hingga ke tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Surabaya dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di era digital.
Menurut Yusuf Masruh, pengenalan AI dan coding sejak usia dini sangat penting. "Jadi pembelajaran ini sudah mulai kita kenalkan mulai PAUD dan kita siapkan simulasinya. Misalnya menggunakan cara enumerasi atau simulasi, kalau dahulu coding itu kan identik dengan programer untuk saat ini nggak bisa, karena kita bekerja perlu peng-coding-an pengelompokan, misal dalam mengerjakan soal," jelasnya.
Dengan penguasaan teknologi ini, diharapkan guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membuat proses belajar mengajar lebih menarik dan interaktif bagi siswa.
Penerapan metode pembelajaran berbasis teknologi ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing siswa Indonesia di kancah global. Dengan bekal kemampuan di bidang AI dan coding, siswa diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Pembentukan Karakter: Sekolah Kebangsaan sebagai Pilar Utama
Selain pelatihan anti-kekerasan dan teknologi, Pemkot Surabaya juga menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa melalui program Sekolah Kebangsaan. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan kemandirian pada siswa sejak dini.
Yusuf Masruh berharap program Sekolah Kebangsaan dapat segera dirumuskan dan diimplementasikan secara efektif. "Sekolah kebangsaan nanti mudah-mudahan muatan lokalnya (mulok) segera kita rumuskan soalnya sangat penting, bagaimana membentuk karakter anak-anak ini mempunyai jiwa-jiwa yang mandiri, loyal, dan nasionalisnya. Kalau anak itu karakternya bagus ya insyaallah yang lain-lainnya akan mengikuti," tuturnya.
Dengan karakter yang kuat, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, berintegritas, dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Program Sekolah Kebangsaan ini menjadi salah satu pilar penting dalam upaya Pemkot Surabaya untuk mencetak generasi muda yang berkualitas dan berkarakter.
Secara keseluruhan, inisiatif Pemkot Surabaya dalam melatih guru untuk mencegah kekerasan, serta meningkatkan kompetensi mereka dalam AI dan coding, merupakan langkah strategis untuk menciptakan generasi muda yang unggul dan siap menghadapi masa depan. Kombinasi dari pencegahan kekerasan, penguasaan teknologi, dan pembentukan karakter yang kuat diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.