Pemkot Tanjungpinang Gelar Pasar Murah Tekan Kenaikan Harga Pangan Jelang Lebaran
Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Bank Indonesia Kepri menggelar pasar murah selama dua hari untuk menekan lonjakan harga bahan pangan pokok menjelang Lebaran, membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan dengan harga terjangkau.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang, Kepulauan Riau, berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri menggelar pasar murah untuk meredam gejolak harga bahan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pasar murah yang berlangsung selama dua hari, 12-13 Maret 2025, melibatkan sembilan distributor dan menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan harga lebih terjangkau.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menjelaskan bahwa pasar murah ini bertujuan untuk mengendalikan harga bahan pangan agar tidak melonjak tajam selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri, dimana permintaan akan kebutuhan pokok biasanya meningkat signifikan. "Pasar murah bertujuan mengendalikan, jangan sampai terjadi kenaikan harga bahan pangan dalam menyambut lebaran," ujar Lis saat meninjau pasar murah di Sentra IKM Tengku Mandak, Bintan Center, Tanjungpinang.
Langkah ini merupakan upaya Pemkot Tanjungpinang untuk meringankan beban masyarakat. Dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran, diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan lebih mudah. Pemkot Tanjungpinang mengapresiasi dukungan BI Kepri dan para distributor yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Harga Lebih Terjangkau di Pasar Murah
Harga barang-barang kebutuhan pokok di pasar murah ini rata-rata lebih rendah dibandingkan harga pasaran, dengan selisih mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Sebagai contoh, harga gula pasir di pasar murah hanya Rp15.500 per kilogram, sementara di pasaran mencapai Rp17.000 per kilogram. Selisih harga yang relatif signifikan ini memberikan dampak positif bagi daya beli masyarakat.
Selain gula pasir, komoditas lain yang dijual dengan harga terjangkau antara lain beras medium Bulog (Rp58.000 per 5 kg), telur ayam ras (Rp48.000 per papan), minyak goreng Minyakita (Rp29.000 per 2 liter), daging beku (Rp75.000 per kg), beras premium (Rp64.000 per 5 kg), dan tepung terigu (Rp8.000 per kg). Ketersediaan berbagai komoditas pokok ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Respon positif terlihat dari antusiasme warga Tanjungpinang, seperti yang diungkapkan oleh Syahrul, salah seorang warga yang berbelanja di pasar murah. Ia mengaku lebih hemat dengan berbelanja di pasar murah. "Harganya lebih murah, telur ayam ras di pasaran biasanya dijual Rp50.000 per papan atau selisih Rp2.000 dibanding harga di pasar murah," kata Syahrul.
Pasar Murah Ramaikan Sentra IKM Tengku Mandak
Pasar murah ini digelar di Sentra IKM Tengku Mandak, Bintan Center, Tanjungpinang. Sejak pukul 07.00 WIB pagi, lokasi pasar murah telah ramai dikunjungi warga yang ingin berbelanja berbagai kebutuhan pokok. Hal ini menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap pasar murah yang diselenggarakan oleh Pemkot Tanjungpinang dan BI Kepri.
Kegiatan ini tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga memberikan dampak positif bagi para distributor yang terlibat. Pasar murah ini menjadi wadah bagi mereka untuk memasarkan produknya dan menjangkau lebih banyak konsumen. Kerjasama yang baik antara pemerintah, BI Kepri, dan para distributor ini menjadi kunci keberhasilan pasar murah dalam menekan kenaikan harga pangan.
Dengan adanya pasar murah ini, diharapkan stabilitas harga dan pasokan bahan pokok di Tanjungpinang dapat terjaga dengan baik, sehingga masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan nyaman tanpa harus khawatir dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Keberhasilan pasar murah ini juga menjadi contoh nyata sinergi positif antara pemerintah daerah dan lembaga keuangan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.