Pemprov Kalsel Promosikan Film Lokal Lewat Bioskop Keliling: Gasim Keluarga Panting Tayang Perdana di SMANSARA
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memulai program bioskop keliling tahun 2025 dengan menayangkan film lokal "Gasim Keluarga Panting" di SMA Negeri 1 Rantau, Kabupaten Tapin, sebagai upaya promosi dan edukasi kesenian daerah.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (20/2), menggelar program bioskop keliling di SMA Negeri 1 Rantau (SMANSARA), Kabupaten Tapin. Program ini bertujuan untuk mempromosikan film-film lokal Kalimantan Selatan kepada generasi muda. Pemutaran film perdana tahun 2025 ini menayangkan film "Gasim Keluarga Panting", sebuah karya lokal yang mengangkat kisah inspiratif keluarga seniman panting.
Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Suharyanti, menjelaskan bahwa program bioskop keliling ini merupakan langkah nyata dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan kesenian Kalimantan Selatan kepada para pelajar. "Hari ini merupakan penayangan dan pelaksanaan perdana yang kita selenggarakan di tahun 2025, dengan tujuan Kabupaten Tapin di salah satu SMA yang ada di sana," ujarnya di Banjarbaru. Suharyanti juga menyampaikan rasa syukur atas beroperasinya kembali mobil bioskop keliling yang dapat digunakan untuk mengedukasi pelajar tentang kesenian daerah.
Inisiatif ini diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap film lokal dan sekaligus melestarikan budaya Kalimantan Selatan. Pemilihan SMANSARA sebagai lokasi perdana program bioskop keliling ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para siswa dalam mengenal lebih dekat kekayaan budaya daerahnya sendiri. Selain itu, program ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan industri perfilman lokal.
Menayangkan "Gasim Keluarga Panting" dan Edukasi Budaya
Kepala Seksi Promosi dan Dokumentasi UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Nitta Aulia, menjelaskan film yang diputar adalah "Gasim Keluarga Panting". Film ini mengisahkan perjuangan sebuah keluarga seniman panting dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, terutama setelah pandemi COVID-19. Kisah inspiratif ini diharapkan dapat memberikan pesan positif dan menginspirasi para pelajar.
Pemilihan film ini bukan tanpa alasan. "Gasim Keluarga Panting" merupakan representasi dari kegigihan seniman lokal dalam melestarikan budaya di tengah berbagai kesulitan. Cerita dalam film ini diharapkan dapat menyentuh hati para pelajar dan menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian daerah Kalimantan Selatan.
Selain pemutaran film, UPTD Taman Budaya juga memberikan cinderamata berupa buku Antologi Banjar 2, Japin Rantauan, dan cetakan naskah mamanda. Pemberian buku-buku ini bertujuan untuk menambah wawasan para pelajar tentang kesenian tradisional Kalimantan Selatan, seperti mamanda dan madihin lamut, sehingga mereka dapat turut serta melestarikan warisan budaya tersebut.
Upaya Pelestarian Budaya dan Apresiasi Seni Lokal
Program bioskop keliling ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalsel dalam melestarikan dan mempromosikan kesenian lokal. Dengan menayangkan film lokal dan memberikan edukasi budaya kepada pelajar, diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya daerah. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan industri perfilman lokal Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mempromosikan karya-karya lokal. Dengan melibatkan generasi muda, diharapkan akan tercipta regenerasi seniman dan pelestari budaya Kalimantan Selatan. Keberhasilan program ini akan menjadi tolak ukur bagi pengembangan program serupa di masa mendatang.
Melalui program ini, Pemprov Kalsel berharap dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya Kalimantan Selatan di kalangan generasi muda. Dengan demikian, warisan budaya daerah dapat terus lestari dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Secara keseluruhan, program bioskop keliling ini merupakan langkah inovatif dan efektif dalam mempromosikan film lokal dan sekaligus melestarikan budaya Kalimantan Selatan. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perkembangan seni dan budaya di Kalimantan Selatan.