Pemprov Papua Siapkan Border Trade Fair 2025: Bukan Sekadar Pameran, Pintu Gerbang Ekonomi Perbatasan Indonesia-PNG
Pemerintah Provinsi Papua akan menggelar Border Trade Fair Papua pada Oktober 2025. Pameran ini diharapkan menjadi penguat kerja sama ekonomi dan interaksi masyarakat di perbatasan Indonesia-PNG.

Pemerintah Provinsi Papua akan menggelar acara akbar bertajuk Border Trade Fair pada Oktober 2025. Inisiatif strategis ini dirancang untuk memperkuat kerja sama ekonomi serta hubungan antar masyarakat di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini (PNG).
Pameran dagang perbatasan ini merupakan agenda tahunan yang secara konsisten melibatkan partisipasi aktif dari para pelaku usaha kedua negara. Penyelenggaraan yang semula direncanakan lebih awal kini dipindahkan ke Oktober 2025. Perubahan jadwal ini disepakati bersama dengan pihak Papua Nugini, bertujuan untuk memastikan keterlibatan lebih banyak perwakilan provinsi dan pelaku usaha dari PNG.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua, Suzana Wanggai, di Jayapura, menegaskan bahwa persiapan untuk pelaksanaan Border Trade Fair sudah sangat matang. Pihaknya kini fokus pada pemantapan koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Ini termasuk BUMN, BUMD, pelaku usaha, serta lembaga vital seperti karantina, imigrasi, Bea Cukai, TNI, dan Polri, demi kelancaran acara.
Strategi Penguatan Ekonomi Perbatasan
Kegiatan Border Trade Fair ini melampaui sekadar ajang perdagangan biasa. Suzana Wanggai menjelaskan bahwa pameran ini berfungsi sebagai wahana interaksi penting bagi masyarakat kedua negara. Lebih jauh, ini juga menjadi pintu masuk signifikan untuk memperluas peluang ekspor-impor ke kawasan Pasifik dan Asia. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang sangat kuat di antara semua pihak yang terlibat.
Pemerintah Provinsi Papua berkomitmen untuk terus berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah di wilayah perbatasan. Kolaborasi ini juga melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) serta para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tujuannya adalah memaksimalkan partisipasi mereka dalam pameran, memastikan representasi produk dan potensi daerah secara optimal.
Wanggai menekankan bahwa perbatasan bukan hanya tentang infrastruktur fisik atau administrasi lintas batas. Lebih dari itu, perbatasan harus mampu membawa keuntungan ekonomi yang nyata bagi kedua negara. Konsep ini menjadikan perbatasan sebagai gerbang utama bagi Indonesia menuju Pasifik, dan sebaliknya, bagi PNG sebagai gerbang menuju pasar Asia yang luas.
Membuka Peluang Investasi dan Hubungan Masyarakat
Harapan besar disematkan pada Border Trade Fair ini untuk dapat mempererat hubungan antar masyarakat (people-to-people contact). Interaksi langsung ini diharapkan mampu membangun jembatan budaya dan pemahaman yang lebih baik di antara warga kedua negara. Aspek ini krusial dalam membangun fondasi kerja sama jangka panjang yang berkelanjutan.
Selain mempererat hubungan sosial, pameran ini juga diharapkan dapat membuka peluang investasi dan perdagangan yang lebih luas di kawasan perbatasan. Potensi ekonomi yang belum tergarap di wilayah ini sangat besar. Dengan adanya pameran, diharapkan investor dan pelaku usaha dapat melihat langsung peluang tersebut, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Kesuksesan Border Trade Fair pada Oktober 2025 akan menjadi indikator penting bagi keberlanjutan program serupa di masa mendatang. Komitmen Pemprov Papua dalam menyelenggarakan acara ini menunjukkan visi jangka panjang untuk menjadikan perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, bukan hanya sebagai garis pemisah geografis.