Papua Nugini: Pasar Potensial Produk Indonesia yang Menjanjikan
Kadin Papua melihat Papua Nugini sebagai pasar potensial bagi produk Indonesia, terutama karena letak geografis yang berdekatan dan kemudahan transportasi.

Jayapura, 21 Februari 2024 - Papua Nugini (PNG), negara kepulauan di Pasifik Barat Daya yang berbatasan langsung dengan Indonesia, dinilai Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Papua sebagai pasar potensial bagi berbagai produk Indonesia. Kedekatan geografis kedua negara memberikan keuntungan berupa biaya transportasi yang lebih murah, sehingga membuka peluang besar bagi eksportir Tanah Air.
Ketua Kadin Papua, Ronald Antonio, menyatakan optimisme tersebut di Jayapura pada Jumat lalu. Ia menekankan pentingnya optimalisasi potensi pasar PNG dan menyerukan dukungan dari semua pihak untuk merealisasikannya. Kadin Papua berharap agar berbagai produk unggulan Papua dapat menembus tidak hanya pasar PNG, tetapi juga negara-negara lain di kawasan Pasifik.
Kemudahan akses menjadi faktor kunci. "Apalagi jarak PNG yang berbatasan darat dengan Kota Jayapura Papua memudahkan dalam segi transportasi yang berdampak mengurangi biaya angkut sehingga harganya relatif lebih murah," ujar Ronald Antonio.
Potensi Produk Unggulan Indonesia di Pasar PNG
Berbagai komoditas Indonesia memiliki daya saing tinggi di PNG. Produk perikanan seperti ikan segar dan olahannya, kepiting, dan udang sangat diminati. Sektor pertanian dan perkebunan juga menawarkan peluang besar, dengan kopi, kakao, sagu, rempah-rempah sebagai komoditas unggulan.
Selain itu, produk kayu olahan seperti kayu lapis dan perabotan rumah tangga juga memiliki potensi pasar yang menjanjikan di PNG, mengingat sektor konstruksi negara tersebut sedang berkembang pesat. Hal ini membuka peluang bagi industri pengolahan kayu Indonesia untuk meningkatkan ekspornya.
Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia juga tak kalah menarik. "Produk UMKM seperti makanan olahan, pakaian tradisional, dan kerajinan tangan khas Papua juga mendapat perhatian besar di pasar PNG," tambah Ronald Antonio. Ini menunjukkan potensi besar bagi UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan.
Lebih lanjut, PNG juga dipandang sebagai pintu gerbang menuju negara-negara lain di kawasan Pasifik. Hal ini memberikan peluang bagi pengusaha Indonesia untuk menjangkau pasar yang lebih luas melalui PNG sebagai titik distribusi.
Ekspor Melalui PLBN Skouw
Kepala Bea Cukai Jayapura, Adeltus Lolok, mengungkapkan data ekspor ke PNG melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Kota Jayapura pada Januari 2024 mencapai Rp3,499 miliar. Namun, data tersebut menunjukkan bahwa belum semua potensi tergarap secara maksimal.
Ekspor ke PNG saat ini masih didominasi oleh peralatan perkantoran, makanan, minuman, bahan makanan, suku cadang kendaraan, material bahan bangunan, rokok, dan kendaraan bermotor roda dua. Hal ini menunjukkan adanya peluang besar bagi produk-produk lain untuk masuk ke pasar PNG.
Bea Cukai Jayapura berkomitmen untuk terus mendorong para pengusaha Indonesia agar dapat memanfaatkan peluang ekspor ke PNG. Dukungan dan fasilitasi dari pemerintah diharapkan dapat mempermudah akses pasar dan meningkatkan volume ekspor ke negara tetangga tersebut.
Dengan potensi yang besar dan kemudahan akses, Papua Nugini menjadi pasar yang sangat menjanjikan bagi produk-produk Indonesia. Dukungan pemerintah dan kerjasama antar pihak terkait sangat krusial untuk mengoptimalkan peluang ini dan meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah Papua.