Pemprov Sultra Usul Jembatan Bailey di Jalan Trans Sulawesi Pascabanjir
Banjir di Jalan Trans Sulawesi, Konawe Utara, Sultra, memutus akses jalan; Pemprov mengusulkan pembangunan jembatan bailey sementara dan jembatan layang permanen sebagai solusi.

Banjir yang melanda Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah memutus akses jalan penghubung Sultra dan Sulawesi Tengah. Kejadian ini mengakibatkan kendaraan roda empat dan roda dua terpaksa menggunakan penyeberangan alternatif dengan biaya mahal. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra pun bergerak cepat merespon situasi darurat ini dengan mengusulkan pembangunan jembatan bailey sebagai solusi jangka pendek.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, menyatakan bahwa Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, telah menginstruksikan penanganan segera atas dampak banjir tersebut. Pemprov Sultra berupaya mengatasi dampak di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, dan Desa Padalere, Kecamatan Wiwirano, Konawe Utara. Selain perbaikan infrastruktur, pemerintah juga fokus pada penanganan psikis dan sosial bagi masyarakat yang terdampak.
"Kondisinya sangat membutuhkan perhatian segera," ujar Asrun Lio. "Untuk itu dari hasil peninjauan ini, akan dilakukan sejumlah langkah tindak lanjut. Selain desakan untuk pembangunan fisik kembali, juga penanganan psikis dan sosial bagi masyarakat yang terdampak banjir." Pemprov Sultra berencana melakukan rapat koordinasi dengan Balai Jalan Nasional (BJN) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk membahas solusi jangka panjang.
Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Sebagai solusi sementara untuk mengatasi kemacetan, Pemprov Sultra mengusulkan pembangunan jembatan bailey. Jembatan sementara ini diharapkan dapat segera memulihkan akses lalu lintas di jalur yang padat kendaraan. Sementara itu, untuk solusi jangka panjang, pemerintah tengah mempertimbangkan pembangunan jembatan layang sebagai infrastruktur permanen.
Asrun Lio menekankan keprihatinan dan empati Pemprov Sultra atas bencana ini. "Kami sudah melihat secara langsung kondisi lapangan. Untuk itu, atas nama Gubernur dan Pemerintah Provinsi Sultra, saya selaku Sekda Sultra menyampaikan keprihatinan dan rasa empati mendalam atas bencana ini. Semoga persoalan ini segera teratasi, baik yang bersifat jangka panjang maupun kebutuhan mendesak saat ini. Pemprov Sultra juga akan memberikan bantuan dengan harapan dapat meringankan dampak banjir bagi masyarakat kita yang terdampak," jelasnya.
Pemprov Sultra juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Bantuan tersebut meliputi satu ton beras, kasur lipat, terpal, makanan siap saji, selimut, dan family kit yang disalurkan melalui Dinas Sosial Sultra. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup.
Dampak Banjir dan Bantuan Pemerintah
Berdasarkan laporan Wakil Bupati Konawe Utara, banjir di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, telah berdampak pada 110 kepala keluarga (KK) atau 457 jiwa. Pemerintah Kabupaten Konawe Utara telah berupaya meringankan beban masyarakat dengan menyediakan penyeberangan gratis dan menetapkan batas tarif penyeberangan untuk kendaraan yang terpaksa menggunakan jalur alternatif.
Pembangunan jembatan bailey diharapkan dapat segera direalisasikan untuk memulihkan akses jalan dan mengurangi beban ekonomi masyarakat yang terdampak akibat mahalnya biaya penyeberangan. Solusi jangka panjang berupa jembatan layang juga menjadi fokus pemerintah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemprov Sultra berkomitmen untuk terus memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak banjir.
Selain bantuan logistik, Pemprov Sultra juga fokus pada pemulihan psikososial bagi korban banjir. Upaya ini penting untuk membantu masyarakat mengatasi trauma dan kembali pulih secara emosional pascabencana. Kolaborasi antara Pemprov Sultra, Pemkab Konawe Utara, BJN, dan BWS sangat krusial untuk memastikan penanganan yang efektif dan berkelanjutan.