Pengembangan Geothermal Flores Ditinjau Ulang: Gubernur NTT Bentuk Tim Teknis
Gubernur NTT, Melki Laka Lena, umumkan peninjauan pengembangan geothermal di Flores setelah adanya pro dan kontra dari berbagai pihak, termasuk WALHI NTT, dan akan dikaji tim teknis.

Kupang, 29 April 2024 - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mengumumkan peninjauan kembali pengembangan proyek geothermal di Pulau Flores. Keputusan ini diambil setelah adanya berbagai pertimbangan dari berbagai pihak, termasuk para pengembang, bupati setempat, dan WALHI NTT. Peninjauan akan dilakukan oleh tim teknis yang akan meninjau langsung kondisi lapangan.
Pengumuman ini disampaikan Melki setelah menggelar rapat bersama Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, di Kupang. Rapat tersebut membahas berbagai aspek pengembangan geothermal di Flores, termasuk kontroversi yang mengelilinginya. Gubernur menekankan pentingnya pendekatan yang cermat dan terukur dalam proyek ini, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat dan potensi dampak lingkungan.
Tim teknis yang dibentuk akan melakukan uji petik di lokasi-lokasi proyek geothermal. Gubernur Melki Laka Lena beserta para bupati dan wakil bupati setempat akan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengembangan geothermal dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Peninjauan Proyek Geothermal di Flores: Mencari Keseimbangan
Peninjauan proyek geothermal di Flores ini merupakan respons atas pro dan kontra yang muncul di masyarakat. Gubernur Melki Laka Lena menghimbau agar semua pihak tetap tenang dan menghindari aksi-aksi demo atau provokasi. Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan ini dengan tetap memperhatikan aspirasi masyarakat.
“Dalam hal ini ada pro dan kontra dan saya juga ingatkan agar kita bergerak dengan tenang dan hindari pergerakan yang bersifat demo dan provokatif,” ujar Gubernur Melki Laka Lena. Pemerintah daerah membuka ruang diskusi dan komunikasi untuk menampung setiap aspirasi masyarakat terkait proyek ini.
Gubernur menegaskan bahwa pengembangan geothermal merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kesejahteraan NTT. Proyek yang sudah berjalan baik akan dilanjutkan, sementara proyek yang mengalami kendala akan diperbaiki atau dihentikan jika dinilai tidak layak.
“Kami membuka ruang diskusi dan melakukan komunikasi dengan setiap aspirasi,” tegasnya. Proyek yang dinilai kurang baik atau tidak dapat dikembangkan lagi akan dihentikan.
Komitmen Transparansi dan Keterlibatan Masyarakat
Dalam rapat tersebut, Pemprov NTT berkomitmen untuk menerapkan beberapa prinsip penting dalam pengembangan geothermal. Komitmen tersebut meliputi jaminan transparansi penuh dalam seluruh proses, termasuk keterbukaan data lingkungan dan hasil audit independen kepada publik.
Pemprov NTT juga mengutamakan keterlibatan masyarakat adat dan tokoh lokal dalam setiap tahap pembangunan, mulai dari sosialisasi hingga operasionalisasi proyek. Hal ini untuk memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan kearifan lokal.
Prinsip pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal juga akan diterapkan, termasuk sistem reinjeksi air panas, rehabilitasi hutan, dan pemetaan rona awal yang ketat. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Terakhir, Pemprov NTT berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui skema pembagian manfaat, pengembangan infrastruktur, program pendidikan, dan usaha berbasis energi terbarukan. Hal ini untuk memastikan bahwa masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dari proyek geothermal.
Dengan adanya peninjauan ini, diharapkan pengembangan geothermal di Flores dapat berjalan selaras dengan prinsip keberlanjutan, memperhatikan aspek lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.