Pertamina EP Bidik Produksi 213 MBOEPD di 2025: Strategi Jitu Kembangkan Lapangan Tua
Pertamina EP optimistis capai produksi migas 213 MBOEPD pada 2025 lewat strategi pengembangan lapangan tua, modernisasi teknologi, dan kolaborasi.

Pertamina EP (PEP), anak usaha hulu Pertamina, menargetkan peningkatan produksi migas hingga 213 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada tahun 2025. Target ambisius ini dicapai melalui berbagai strategi inovatif, termasuk menghidupkan kembali lapangan-lapangan tua yang selama ini menjadi tantangan utama perusahaan. Pada tahun 2024, PEP telah membukukan produksi sebesar 205,18 ribu MBOEPD, terdiri dari 65.482 barel minyak per hari (BOPD) dan 809,40 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Plt Direktur Utama PEP, Muhamad Arifin, menjelaskan bahwa strategi ini mencakup peningkatan lifting minyak menjadi 72.500 BOPD dan gas sebanyak 625 MMSCFD. Tantangan utama yang dihadapi adalah penurunan produksi alami di lapangan-lapangan tua yang mencapai lebih dari 10 persen per tahun. Hal ini membutuhkan pemeliharaan intensif dan biaya operasional yang tinggi untuk menjaga integritas fasilitas produksi. Selain itu, proses perizinan lahan, khususnya yang melibatkan lahan hutan dan pertanian, juga menjadi kendala yang signifikan dalam proses eksplorasi dan eksploitasi.
Arifin menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam mempercepat proses perizinan lahan. "Tanpa dukungan pemerintah, target 2025 berisiko tertunda," tegasnya. Untuk mengatasi tantangan tersebut, PEP mengimplementasikan modernisasi teknologi sebagai solusi utama. Penerapan teknologi digital dalam pengeboran, serta teknik pengeboran casing dan pemasangan pipa konduktor dengan metode piling, terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu serta biaya operasional.
Modernisasi Teknologi dan Eksplorasi Lepas Pantai
Salah satu keberhasilan signifikan PEP pada tahun 2024 adalah eksplorasi lepas pantai melalui sumur West Beluga di wilayah kerja PEP Donggi Matindok Field, Sulawesi. Keberhasilan ini membuka peluang untuk eksplorasi sumur lepas pantai lainnya di wilayah tersebut, menunjukkan komitmen PEP dalam inovasi dan pengembangan teknologi untuk menjaga keberlanjutan produksi energi nasional. Penerapan teknologi digital dalam proses pengeboran telah meningkatkan akurasi dan efisiensi, sekaligus mengurangi risiko operasional.
Selain modernisasi teknologi, PEP juga fokus pada pengelolaan rasio cadangan terhadap produksi (RTP) dan rasio penggantian cadangan (RRR) untuk memastikan keberlanjutan produksi jangka panjang. Manajemen biaya yang efisien juga menjadi prioritas utama dalam strategi perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
Teknik pengeboran casing dan pemasangan pipa konduktor dengan metode piling, misalnya, telah terbukti mampu memangkas waktu dan biaya operasi secara signifikan. Hal ini menunjukkan komitmen PEP dalam mengoptimalkan sumber daya dan teknologi untuk mencapai efisiensi operasional yang maksimal.
Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah
Arifin juga menyoroti pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam Grup Pertamina. Menurutnya, kerja sama antarunit usaha di bawah naungan Pertamina memungkinkan terjadinya efisiensi melalui berbagi sumber daya dan teknologi. "Sinergi grup dan dukungan regulasi pemerintah adalah kunci mewujudkan target 2025," tambahnya.
Dukungan pemerintah dalam hal percepatan perizinan lahan sangat krusial bagi keberhasilan PEP dalam mencapai target produksi 213 MBOEPD pada tahun 2025. Perizinan lahan yang rumit dan memakan waktu seringkali menghambat proses eksplorasi dan eksploitasi, sehingga dukungan pemerintah menjadi faktor penentu keberhasilan.
Kolaborasi internal dalam Grup Pertamina juga berperan penting dalam mencapai efisiensi dan optimalisasi sumber daya. Dengan berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya, PEP dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi.
Masa Depan Energi Indonesia
Dengan inovasi, efisiensi, dan kolaborasi yang berkelanjutan, Pertamina EP optimistis dapat menghidupkan kembali lapangan-lapangan tua dan mengamankan masa depan energi Indonesia. Upaya ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam berkontribusi pada ketahanan energi nasional di tengah tantangan global dan tren dekarbonisasi. Strategi yang terintegrasi dan komprehensif ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan produksi migas dan memperkuat posisi Indonesia dalam sektor energi.