Pesan Paus Fransiskus tentang Persatuan Selalu Terkenang: Prabowo
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus, mengenang pesan persatuan dan kerukunan sang Paus yang akan selalu diingat.

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, pada Senin. Kabar duka tersebut disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resminya, @Prabowo. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi dunia, khususnya bagi umat Katolik Indonesia.
Dalam unggahan tersebut, Presiden Prabowo mengenang kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta pada September 2024. Kunjungan tersebut, menurutnya, meninggalkan kesan mendalam tidak hanya bagi umat Katolik Indonesia, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan-pesan Paus Fransiskus tentang kerendahan hati, pluralisme, dan kepeduliannya terhadap kaum miskin akan selalu menjadi teladan bagi kemanusiaan.
Presiden Prabowo secara khusus menekankan pesan Paus Fransiskus untuk mempertahankan nilai Bhinneka Tunggal Ika. "Selamat jalan, Paus Fransiskus. Pesan Anda untuk mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika akan selalu terpatri di hati kami," tulis Presiden Prabowo. Unggahan tersebut disertai dua foto pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Istana Kepresidenan Jakarta.
Kunjungan Bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia
Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024. Selama kunjungannya, beliau menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta dan menandatangani Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Memperkuat Kerukunan Antarumat Beragama untuk Kemanusiaan. Momen bersejarah lainnya adalah ciuman keakraban antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal saat itu, Nasaruddin Umar, yang menjadi perbincangan luas.
Puncak kunjungan Paus Fransiskus adalah memimpin Misa Agung untuk lebih dari 80 ribu umat Katolik di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 5 September 2024. Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen Paus Fransiskus dalam memperkuat persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia bukan hanya sekadar kunjungan kenegaraan, melainkan juga pesan damai dan persatuan bagi seluruh umat manusia. Beliau berhasil menebar pesan toleransi dan saling menghargai di tengah keberagaman Indonesia yang kaya.
Wafatnya Paus Fransiskus di Usia 88 Tahun
Setelah berjuang melawan penyakit dalam beberapa bulan terakhir, pemimpin Gereja Katolik ini menghembuskan nafas terakhir pada pukul 07.35 waktu Vatikan pada hari Senin. Beliau wafat pada usia 88 tahun. Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus dan menyampaikan bahwa seluruh hidup Paus Fransiskus didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gerejanya.
Kardinal Farrell juga menambahkan bahwa Paus Fransiskus mengajarkan kita untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama untuk kaum miskin dan terpinggirkan. "His entire life was dedicated to the service of the Lord and of His Church. He taught us to live the values of the Gospel with fidelity, courage, and universal love, especially in favor of the poorest and most marginalized," kata Kardinal Farrell seperti dilaporkan Vatican News.
Wafatnya Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia. Namun, pesan-pesan damai, persatuan, dan toleransi yang disampaikannya akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Warisan Paus Fransiskus akan terus hidup dalam bentuk tindakan nyata untuk membangun dunia yang lebih baik dan penuh kasih.