Duka Mendalam Warga Indonesia atas Wafatnya Paus Fransiskus
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi warga Indonesia, yang mengenangnya sebagai sosok pemimpin penuh kasih dan sederhana, tercermin dalam doa dan penghormatan dari berbagai kalangan.

Berita duka datang dari Vatikan pada 21 April, diumumkan wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Paus Fransiskus, yang bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio, menghembuskan napas terakhirnya di kediamannya pada pukul 7:35 pagi waktu Vatikan. Dokter Vatikan, Andrea Arcangeli, menyatakan penyebab kematian akibat stroke yang berujung pada gagal jantung.
Kabar ini mengejutkan dunia, termasuk Indonesia, mengingat Paus Fransiskus baru mengunjungi Indonesia pada September lalu. Kehangatan dan kesederhanaannya selama kunjungan tersebut masih membekas di hati banyak orang. Wafatnya Paus Fransiskus menimbulkan kesedihan mendalam tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga berbagai kalangan di Indonesia yang terkesan dengan sosoknya yang penuh kasih dan sederhana.
Sebagai bentuk penghormatan, Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta menggelar open house ucapan belasungkawa. Warga Indonesia dari berbagai latar belakang, termasuk umat Muslim, datang untuk menyampaikan doa dan penghormatan terakhir mereka kepada Paus Fransiskus. Mereka menuliskan pesan dan harapan di buku tamu, dan menerima foto Paus sebagai kenang-kenangan.
Doa dan Kenangan Warga Indonesia
Banyak warga Indonesia yang hadir di open house Kedutaan Besar Vatikan berbagi kenangan indah mereka bersama Paus Fransiskus. Elia, seorang warga Jakarta, menggambarkan Paus sebagai sosok yang menyerukan perdamaian, kesederhanaan, dan kasih sayang. Ia bahkan menceritakan pengalaman uniknya melihat Paus di Indonesia dan mendapatkan Rosario darinya.
Agnes, warga Depok, juga mengungkapkan kekagumannya pada Paus. Ia mengingat kunjungan Paus ke Indonesia dan betapa ia terkesan dengan kesederhanaan dan kasih sayangnya. Agnes menganggap Paus bukan hanya sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai panutan dan sahabat.
Lita Hasanah, seorang suster Ursulin dari Bandung, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Ia menghargai keteladanan Paus dalam kesederhanaan dan kepeduliannya terhadap semua agama. Lita mengaku terinspirasi oleh kesederhanaan Paus dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan Lia, seorang warga Jakarta yang beragama Muslim, turut hadir untuk menyampaikan belasungkawa. Ia melihat Paus sebagai simbol persatuan antarumat beragama dan mengapresiasi pesan-pesan Paus yang menyerukan perdamaian, khususnya gencatan senjata di Gaza. Kehadiran Lia ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia.
Paus Fransiskus: Sosok Pemimpin Dunia
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik ke-266 dan pemimpin Negara Kota Vatikan sejak 2013, wafat pada usia 88 tahun. Ia dikenal dengan kepemimpinannya yang penuh kasih, sederhana, dan peduli terhadap perdamaian dunia. Pada Paskah terakhirnya, 20 April 2025, ia menyerukan agar konflik-konflik di dunia segera diakhiri.
Jenazah Paus Fransiskus telah dipindahkan ke Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir sebelum pemakaman pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 pagi waktu Vatikan (15.00 WIB). Misa pemakaman akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re. Sesuai wasiatnya, Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.
Wafatnya Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia. Namun, warisan kepemimpinannya yang penuh kasih dan ajarannya tentang perdamaian dan kesederhanaan akan terus dikenang dan menginspirasi banyak orang, termasuk warga Indonesia yang turut berduka cita.