Pesparani Jayawijaya: Festival Paduan Suara Gerejani Pertama
Pemkab Jayawijaya dan Dekenat Pegunungan Tengah sukses menggelar Pesparani, festival paduan suara gereja Katolik pertama di Jayawijaya, yang diikuti sembilan paroki dan menampilkan berbagai lomba, mulai dari paduan suara hingga tari etnik.

Wamena, 20 Januari 2025 – Suasana meriah menyelimuti Gedung Silimo Siloam Wamena. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya dan Dekenat Pegunungan Tengah baru saja menyelenggarakan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) pertama bagi umat Katolik di wilayah tersebut. Sembilan paroki turut berpartisipasi dalam ajang ini.
Penjabat (Pj) Bupati Jayawijaya, Thony M Mayor, memberikan apresiasi tinggi kepada panitia penyelenggara, Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Pesparani Katolik (LP3K) Kabupaten Jayawijaya. Beliau menyebut Pesparani ini sebagai langkah awal yang penting dalam pengembangan bakat seni suara generasi muda di gereja. "Kegiatan ini diharapkan berjalan lancar, aman, dan membawa dampak positif bagi daerah," ujar Bupati Thony.
Pesparani tidak hanya sekadar perlombaan. Acara ini juga menjadi wadah menggali potensi generasi muda gereja dalam bidang seni suara. Bupati Thony menekankan pentingnya semangat sportifitas dan menjadikan Pesparani sebagai bentuk pujian dan kemuliaan bagi Tuhan. Peserta dari sembilan paroki didorong untuk menampilkan penampilan terbaik mereka.
Pastor Dekenat Pegunungan Tengah, Corneles Kopong Pr, menjelaskan bahwa inisiatif Pesparani ini muncul dari pengurus gereja Katolik di wilayah Dekenat Pegunungan Tengah. Pemkab Jayawijaya memberikan dukungan anggaran untuk penyelenggaraan acara ini. "Meskipun persiapannya cukup singkat, kami berusaha untuk menyelenggarakan acara sebaik mungkin," ungkap Pastor Kopong.
Pesparani kali ini mencakup berbagai lomba, tak hanya paduan suara. Ada juga lomba cerdas cermat untuk remaja dan anak-anak, bermazmur untuk remaja dan orang muda Katolik, serta penampilan tari etnik. Pastor Kopong mengakui bahwa jumlah kategori lomba masih terbatas karena keterbatasan waktu persiapan. Namun, beliau optimis ke depannya akan lebih banyak kategori yang dilombakan.
Meskipun Pesparani ini berfokus di Kabupaten Jayawijaya, beberapa paroki peserta meliputi wilayah kabupaten lain, seperti Paroki Yiwika yang menjangkau Dujarnberamo Tengah, Yalimo, dan Tolikara. Keikutsertaan paroki-paroki tersebut masih dalam konfirmasi panitia. Yang pasti, ada perwakilan dari setiap paroki di Kabupaten Jayawijaya yang ikut berpartisipasi.
Acara yang berlangsung selama lima hari, dari tanggal 18 hingga 22 Januari 2025, ini memiliki tahapan seleksi yang berjenjang. Para pemenang di tingkat Kabupaten akan berkompetisi di tingkat Provinsi, dan selanjutnya ke tingkat nasional. Pesparani Jayawijaya 2025 menjadi bukti nyata kolaborasi positif antara pemerintah dan gereja dalam memajukan seni dan budaya di daerah.