Petani Bengkayang Dapat Bimbingan Penyakit Daun Bawang dari Pemerintah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memberikan bimbingan dan pelatihan kepada petani di Bengkayang terkait penyakit yang menyerang tanaman daun bawang, bertujuan meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan masyarakat.

Petani daun bawang di Desa Beringin Baru, Dusun Giri Raharja, Kecamatan Monterado, Bengkayang, Kalimantan Barat, mendapatkan kabar baik. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, turun langsung memberikan bimbingan dan mengambil sampel penyakit yang menyerang tanaman mereka pada Jumat, 24 Januari 2024.
Mengapa pemerintah melakukan hal ini? Penyakit pada tanaman daun bawang mengancam hasil panen dan kesejahteraan petani. Langkah ini merupakan upaya proaktif untuk memahami penyebab penyakit dan menemukan solusi efektif. Sampel yang dikumpulkan akan diteliti di laboratorium untuk mengidentifikasi penyakit dan metode pengendaliannya.
Bagaimana prosesnya? Pengawas Benih Tanaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Debby Rahmawati, menjelaskan bahwa sampel akan diteliti untuk mencari solusi terbaik. Hasil penelitian nantinya akan disosialisasikan kepada para petani. Staf Laboratorium Pengamatan dan Pengendalian Hama Penyakit (LPHP), Muharna, menambahkan bahwa penelitian ini sangat penting untuk pertanian berkelanjutan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Khusni Mubarok, salah satu petani setempat, menyampaikan rasa syukur atas kunjungan dan edukasi yang diberikan. Ia berharap kegiatan serupa dapat berkelanjutan. Para petani juga diajarkan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman sebagai pencegahan penyakit. Penyuluh memberikan pemahaman mengenai gejala penyakit seperti bercak daun dan layu fusarium, serta cara pengendaliannya, baik organik maupun kimiawi.
Bimbingan teknis ini mencakup berbagai aspek, mulai dari identifikasi penyakit hingga metode pengendalian terpadu. Petani diajarkan cara mengenali gejala penyakit, seperti bercak daun dan layu fusarium, serta bagaimana mengendalikannya dengan metode organik dan kimiawi. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan pertanian.
Kerja sama antara pemerintah, petugas teknis, dan petani sangat penting. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan sektor pertanian di Bengkayang dapat berkembang lebih baik, mendukung ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Kehadiran pemerintah di lapangan menunjukkan komitmen untuk membantu mengatasi permasalahan pertanian di daerah tersebut.
Kesimpulannya, upaya pemerintah ini tidak hanya membantu petani mengatasi masalah penyakit pada tanaman daun bawang, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat Bengkayang. Semoga langkah ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mendukung sektor pertanian.