PetroChina Desak Pemerintah Atasi Kelangkaan Alat Pengeboran Migas
Kelangkaan alat pengeboran migas di Indonesia membuat PetroChina meminta pemerintah dan SKK Migas untuk segera mengatasi masalah ini guna mencegah peningkatan biaya dan penurunan produksi.

Jakarta, 8 Maret 2024 (ANTARA) - PetroChina International Jabung Ltd. mendesak pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk segera mengatasi kelangkaan alat pengeboran migas di Indonesia. Kelangkaan ini berdampak signifikan terhadap biaya operasional dan produksi migas nasional.
"Kami membutuhkan perhatian dari pemangku kebijakan untuk memperhatikan hal ini (kelangkaan alat pengeboran)," ungkap Kiki Ariefianto, Drilling Operation Manager PetroChina International Jabung, dalam wawancara di Jakarta, Jumat lalu. Pernyataan ini disampaikan sebagai respon langsung terhadap tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
Menurut Kiki, kelangkaan rig atau alat pengeboran sumur migas telah menyebabkan peningkatan biaya pengeboran secara signifikan. Hal ini semakin diperparah dengan permintaan pemerintah kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan produksi migas. Meningkatnya permintaan rig tanpa diimbangi dengan ketersediaan alat tersebut mengakibatkan persaingan yang ketat dan lonjakan harga.
Dampak Kelangkaan Rig terhadap PetroChina
Kiki menjelaskan bahwa situasi ini sangat menyulitkan PetroChina sebagai operator migas. Meskipun demikian, PetroChina tetap optimis dan berkomitmen untuk menjaga produksi migas di kisaran 50-55 juta barel ekuivalen per hari (MBOEPD).
"Kalau kami tidak melakukan apa-apa, tidak mengebor, mungkin pada saat ini kami sudah tidak berproduksi lagi. Ini karena cepatnya decline produksi dari minyak dan gas di lapangan kami," tambahnya, menekankan urgensi penyelesaian masalah kelangkaan rig.
PetroChina mengakui bahwa mempertahankan produksi di tengah tantangan ini membutuhkan upaya ekstra dan investasi yang besar. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan SKK Migas sangat krusial untuk keberlangsungan operasional perusahaan dan kontribusi terhadap produksi migas nasional.
Rencana Pengeboran PetroChina dan Harapan ke Depan
Sementara itu, Hendra Niko Saputra, Exploration Manager PetroChina Jabung, menyampaikan rencana pengeboran PetroChina untuk salah satu seismik pada akhir semester kedua tahun 2025.
"Insyaallah kami mulai persiapan pengeboran untuk salah satu seismik pada akhir semester II 2025," ujar Niko, menunjukkan komitmen perusahaan dalam eksplorasi migas di Indonesia meskipun menghadapi kendala kelangkaan rig.
Persiapan ini menandakan optimisme PetroChina terhadap potensi migas di Indonesia. Namun, keberhasilan rencana tersebut sangat bergantung pada ketersediaan rig dan dukungan dari pemerintah untuk mengatasi kelangkaan yang ada. PetroChina berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
Secara keseluruhan, situasi ini menyoroti pentingnya ketersediaan infrastruktur dan dukungan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor migas di Indonesia. Kelangkaan rig tidak hanya berdampak pada PetroChina, tetapi juga pada seluruh KKKS dan produksi migas nasional secara keseluruhan.