PHE ONWJ dan KUW Greenthink: Sukses Mengolah Ikan Tengkek Jadi Ladang Bisnis
Pertamina Hulu Energi ONWJ berkolaborasi dengan Kelompok UMKM Wanita Greenthink memberdayakan istri nelayan di Subang, Jawa Barat, mengubah ikan tengkek yang kurang diminati menjadi produk olahan bernilai tinggi, meningkatkan perekonomian dan kemandirian.

Ikan Tengkek: Dari Limbah Menjadi Ladang Bisnis
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat pesisir melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Salah satu inisiatif yang berhasil adalah pembinaan Kelompok UMKM Wanita (KUW) Greenthink di Kecamatan Cilamaya Girang, Blanakan, Subang, Jawa Barat. KUW Greenthink, yang beranggotakan istri-istri nelayan, berhasil mengubah persepsi terhadap ikan tengkek, jenis ikan yang sebelumnya dianggap limbah karena banyak duri dan kurang diminati pasar.
Transformasi Ikan Tengkek
Ikan tengkek, dengan harga jual yang sangat rendah bahkan pernah mencapai Rp2.000-Rp3.000 per kilogram, kini telah menjelma menjadi komoditas bernilai tinggi berkat inovasi KUW Greenthink. Mereka mengolah ikan tengkek menjadi berbagai produk olahan seperti abon, dendeng, kerupuk, cheese stick, dan ikan asin. Salah satu anggotanya, Eka Mustika, pemilik UMKM Mustika Food, bercerita tentang transformasi bisnisnya. "Dulu, ikan tengkek tidak ada harganya," kata Eka. "Kalau dapat tengkek di laut, dijual murah."
Berkat bimbingan PHE ONWJ dan kreativitasnya, Eka kini mampu menjual produknya hingga ke luar negeri, dengan harga ikan tengkek yang melonjak hingga Rp17.000-Rp25.000 per kilogram. Hal ini berdampak signifikan pada peningkatan pendapatan dan kemandirian ekonomi para anggota KUW Greenthink.
Dukungan PHE ONWJ: Lebih dari Sekadar Pembinaan
PHE ONWJ tidak hanya memberikan pelatihan kewirausahaan, tetapi juga membantu KUW Greenthink dalam memperoleh legalitas usaha. Eka Mustika, misalnya, kini telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPO-IRT), dan sertifikasi halal. Legalitas ini meningkatkan kepercayaan konsumen dan daya saing produknya di pasar.
Lebih lanjut, PHE ONWJ juga memfasilitasi akses pasar bagi produk-produk olahan ikan tengkek. Eka dan anggota KUW Greenthink lainnya kini dapat memasarkan produknya secara luas, baik secara langsung maupun melalui marketplace. Hal ini menunjukkan komitmen PHE ONWJ dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Sukses yang Menginspirasi
Keberhasilan KUW Greenthink dalam mengolah ikan tengkek menjadi produk bernilai tinggi merupakan bukti nyata bahwa dengan inovasi, kerja keras, dan dukungan yang tepat, tantangan dapat diubah menjadi peluang. Kisah sukses Eka Mustika dan KUW Greenthink diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk melakukan hal serupa, menciptakan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.
Omzet UMKM Mustika Food sendiri kini mencapai lebih dari Rp1 miliar per tahun, menyerap tenaga kerja dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Abon tengkek buatan Eka bahkan mendapatkan pujian dari pelanggan karena cita rasa dan teksturnya yang unik dan lezat. "Kata pelanggan, abon tengkek beda dengan abon ikan jenis lain. Tekstur dagingnya mirip tongkol, crispy, tapi rasanya lebih gurih dan aromanya lebih harum," jelas Eka.
Kesimpulan
Kerja sama PHE ONWJ dan KUW Greenthink membuktikan bahwa program TJSL yang terarah dan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Inovasi pengolahan ikan tengkek menjadi produk olahan yang bernilai tinggi telah meningkatkan perekonomian dan kemandirian ekonomi para istri nelayan di Subang, Jawa Barat. Model pemberdayaan ini patut diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi program-program pemberdayaan masyarakat lainnya.