PKH Jember: Harapan Baru Pendidikan Anak dari Keluarga Prasejahtera
Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Jember memberikan dampak positif bagi pendidikan anak-anak keluarga prasejahtera, seperti keluarga Holis yang kini mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang SMK.

Jember, Jawa Timur, 29 Maret 2024 - Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi secercah harapan bagi Holis (40), warga Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami buruh tani, Holis merasakan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih biaya pendidikan dua anaknya. Bantuan PKH telah memberikan solusi nyata bagi permasalahan ekonomi keluarganya dan kini berdampak positif pada pendidikan anak-anaknya.
Dengan penghasilan pas-pasan, Holis dan suami awalnya kesulitan membiayai pendidikan anak-anak mereka. Namun, sejak menerima bantuan PKH sejak tahun 2015, kondisi ekonomi keluarga Holis mulai membaik. Awalnya menerima Rp250.000 setiap tiga bulan, kini jumlah bantuan meningkat menjadi Rp750.000. Hal ini berkat konsistensi Holis dalam mengelola bantuan tersebut secara bijak, hanya untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
"Penghasilan suami sebagai buruh tani dan saya bekerja sebagai buruh gudang tentu pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga perlu berpikir keras untuk biaya pendidikan anak-anak," ungkap Holis saat ditemui di rumahnya. Ia bersyukur karena bantuan PKH mampu meringankan beban biaya pendidikan anak pertamanya di SMK dan anak keduanya di SD, bahkan ia mampu menabung sedikit demi sedikit.
Dampak PKH terhadap Pendidikan Anak
Bantuan PKH yang diterima Holis digunakan secara bertanggung jawab untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Uang tersebut digunakan untuk membeli seragam, buku, membayar iuran sekolah, dan keperluan sekolah lainnya. Anak pertamanya, Siti Firdatul Hasanah, bahkan mendapatkan tambahan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP), yang semakin memotivasi semangat belajarnya. Holis mengungkapkan, "Alhamdulillah saya sangat terbantu dengan adanya bantuan PKH itu karena meringankan beban kami dalam memenuhi biaya pendidikan anak-anak sekolah, bahkan saya bisa menabung sedikit-sedikit."
Siti Firdatul Hasanah, yang bersekolah di SMK, semakin bersemangat untuk belajar dan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan dampak positif PKH terhadap motivasi belajar anak-anak keluarga penerima manfaat. Keberhasilan Holis dalam mengelola bantuan PKH juga menjadi contoh bagi KPM lainnya.
Kesuksesan Holis dalam mengelola bantuan PKH tidak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh pendamping KPM di Kelurahan Kranjingan, Desi Arisanti. Desi memberikan edukasi dan pendampingan kepada KPM agar bijak menggunakan bantuan sosial tersebut. "PKH memang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial keluarga penerima manfaat. Kami juga memberikan edukasi dan pendampingan kepada mereka untuk bisa menggunakan uang bantuan itu dengan bijak," jelas Desi.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun PKH memberikan dampak positif, masih ada tantangan yang dihadapi. Desi Arisanti mengungkapkan kesulitan dalam mengubah pola pikir KPM yang cenderung konsumtif dan ketergantungan pada bantuan tanpa berusaha keras. Selain itu, masih ditemukan warga mampu yang mengaku miskin untuk mendapatkan bansos PKH.
Oleh karena itu, Desi berharap masyarakat yang sudah mampu secara ekonomi dapat graduasi dari program PKH agar bantuan dapat dialihkan kepada KPM lain yang lebih membutuhkan. Hal ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan memberikan kesempatan kepada keluarga prasejahtera lainnya untuk merasakan manfaat PKH dalam meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan anak-anak mereka. Program graduasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program PKH dalam jangka panjang.
Holis sendiri, setelah menerima bantuan PKH selama 10 tahun, menyatakan kesiapannya untuk graduasi. Kondisi ekonomi keluarganya kini mulai membaik, bahkan putrinya yang bersekolah di SMK sudah mampu menjahit dan membuat bajunya sendiri. Kisah Holis menjadi bukti nyata bahwa PKH dapat menjadi jembatan menuju peningkatan kesejahteraan dan pendidikan yang lebih baik bagi keluarga prasejahtera di Jember.