PKH: Asa Pendidikan Lebih Baik, Menuju Indonesia Emas 2045
Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan harapan baru bagi keluarga miskin di Jember untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, memutus rantai kemiskinan, dan berkontribusi pada Indonesia Emas 2045.

Jember, 3 April 2024 (ANTARA) - Senyum Hasanah (53), warga Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, merefleksikan harapan baru. Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterimanya memberikan asa untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, sebuah impian yang nyaris tak terjangkau sebelumnya. Di desanya, banyak anak perempuan hanya menyelesaikan pendidikan dasar atau SMP, namun Hasanah bertekad berbeda, meskipun penghasilannya sebagai buruh cuci sangat terbatas.
Undang-Undang Dasar 1945 menjamin pendidikan bagi seluruh warga negara. Namun, realitanya, pendidikan menjadi barang mewah bagi keluarga kurang mampu. Banyak anak-anak terpaksa mengubur impian mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan ekonomi. Hal inilah yang dialami Hasanah dan suaminya, seorang kuli bangunan, sebelum mendapatkan bantuan PKH.
Dengan bantuan PKH, Hasanah merasa lega. Ia berharap dapat memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya, karena pendidikan dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. PKH, program bantuan sosial bersyarat, memberikan bantuan uang tunai kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia sekolah (SD-SMA), menjadi penopang harapan bagi keluarga miskin seperti Hasanah.
Harapan Baru dari Bantuan PKH
Sejak tahun 2018, Hasanah merasakan manfaat PKH. Anaknya yang kini duduk di bangku SMP, sambil mondok di Pesantren Mambaul Ulum, bercita-cita melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan biaya pendidikan dari PKH telah memotivasi anak Hasanah untuk belajar lebih giat dan mewujudkan mimpinya.
Inayatul Hidayah, warga Desa Gugut yang bekerja sebagai buruh jahit, merasakan hal serupa. Bantuan PKH sebesar Rp1,5 juta per tahun (Rp375.000 per tiga bulan) sangat membantu memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya. Bantuan ini digunakan untuk membeli seragam, tas, sepatu, dan buku pelajaran, tanpa membebani keuangan keluarganya yang pas-pasan.
"Bantuan PKH sangat membantu kami dari keluarga kurang mampu," kata Inayatul kepada ANTARA, "sehingga memberikan secercah harapan bagi anak-anak kami untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi demi menggapai cita-citanya." Besaran bantuan PKH bervariasi, Rp225.000 per tahap untuk anak SD/sederajat, Rp375.000 untuk SMP/sederajat, dan Rp500.000 untuk SMA/sederajat.
Inayatul bersyukur karena PKH memotivasi anaknya yang kini duduk di bangku SMP untuk tetap bersekolah hingga kuliah. Kisah Hasanah dan Inayatul mencerminkan dampak positif PKH bagi akses pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Graduasi dan Kemandirian: Menuju Kesejahteraan
Koordinator PKH Kabupaten Jember wilayah barat, Hariyono, menyatakan banyak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merasakan manfaat PKH. Program ini membantu keluarga miskin bangkit dan menjadi lebih mandiri. Beberapa KPM didorong untuk melakukan graduasi mandiri, melepaskan diri dari bantuan sosial dan meningkatkan kesejahteraan melalui wirausaha atau keterampilan lain.
Yesi Wahyuni, KPM sejak 2016, kini telah memiliki toko kelontong. Meskipun bantuan awalnya bersifat tunai, pemerintah mengarahkan penerima PKH untuk mandiri secara ekonomi melalui program pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan dan akses modal usaha. Yessy mengaku PKH memberikan semangat untuk menyekolahkan anak-anaknya, bahkan anak keduanya kini telah mendaftar di PTN.
Hariyono berharap lebih banyak KPM yang graduasi dan mandiri, mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jember. Kepala Dinas Sosial Pemkab Jember, A. Helmi Luqman, mencatat 87.607 KPM di Jember pada tahun 2025, dengan Kecamatan Kalisat sebagai penerima terbanyak (5.072 KPM).
PKH, diluncurkan sejak 2007, bertujuan membantu keluarga miskin yang terdaftar dalam basis data terpadu pemerintah. Sasaran utamanya adalah keluarga miskin dengan kriteria khusus: ibu hamil, anak usia dini, anak usia sekolah, penyandang disabilitas berat, dan lansia tidak mampu.
Pendidikan, Kunci Menuju Indonesia Emas
PKH diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak keluarga kurang mampu, memotivasi mereka, dan menumbuhkan optimisme terhadap masa depan. Akses pendidikan yang layak akan memutus rantai kemiskinan dan menekan angka putus sekolah. Program ini menumbuhkan harapan dan motivasi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan tinggi, berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Program Kemensos ini menjadi bukti nyata hadirnya negara untuk memenuhi kebutuhan warganya, memberikan asa pendidikan yang lebih baik dan masa depan yang cerah bagi generasi penerus bangsa.