Polresta Bandarlampung Siaga Cegah Eskalasi Konflik Internal Universitas Malahayati
Polresta Bandarlampung meningkatkan kewaspadaan di Universitas Malahayati pasca-konflik pemilihan rektor antara ayah dan anak yang berujung pada potensi konflik internal yang meluas.

Polresta Bandarlampung meningkatkan kewaspadaan dan menerjunkan personel gabungan untuk mencegah meluasnya konflik internal di Universitas Malahayati, Bandarlampung. Konflik ini bermula dari perebutan posisi rektor antara pemilik yayasan, H. Rusli Bintang, dan anaknya, Muhammad Khadafi, anggota DPR RI. Kejadian ini terjadi pada Senin, 7 April 2024, di Universitas Malahayati, Bandarlampung, dan melibatkan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan kuasa hukum.
Kapolresta Bandarlampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, menyatakan bahwa situasi di kampus tersebut rawan dan membutuhkan perhatian serius. Polisi telah melakukan berbagai persiapan dan diskusi selama empat hari sebelumnya dengan berbagai pihak terkait untuk mengantisipasi potensi kericuhan. Meskipun demikian, dinamika di lapangan tetap sulit diprediksi sepenuhnya, sehingga polisi tetap bersiaga untuk menangani situasi yang mungkin terjadi.
Pihak kepolisian berharap semua pihak dapat menahan diri dan menjaga kondusivitas kampus. Mereka berkomitmen untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh pihak yang terlibat, termasuk mahasiswa. Pendekatan preventif dan koordinasi yang baik menjadi strategi utama dalam upaya meminimalisir potensi kerawanan.
Konflik Pemilihan Rektor dan Tudingan Cacat Hukum
Kuasa hukum Muhammad Khadafi, Jepriyanto Manalu, menyatakan bahwa pengangkatan rektor baru Universitas Malahayati cacat hukum. Menurutnya, akta pengurus Yayasan Alih Teknologi Bandarlampung yang mengangkat rektor baru dinilai bermasalah karena adanya laporan yang sedang dalam tahap penyidikan di Polresta Bandarlampung. Pihak Khadafi dan ibunya hanya menginginkan pertemuan dengan Rusli Bintang dan menolak kehadiran pihak lain di kampus.
Jepriyanto Manalu menekankan keinginan untuk mendamaikan keluarga dan mencari solusi terbaik demi kepentingan mahasiswa. Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Pernyataan ini menunjukkan upaya untuk menyelesaikan konflik melalui jalur damai dan menjaga kepentingan bersama.
Pernyataan dari kuasa hukum tersebut menggarisbawahi kompleksitas permasalahan yang terjadi di Universitas Malahayati. Proses hukum yang sedang berjalan dan perbedaan pandangan antar pihak keluarga menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya penyelesaian konflik.
Peran Kepolisian dalam Menjaga Kondusivitas Kampus
Polresta Bandarlampung telah mengerahkan personel gabungan dari Brimob Polda Lampung dan jajaran polresta untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Universitas Malahayati. Langkah ini menunjukkan keseriusan kepolisian dalam mencegah eskalasi konflik dan menjaga kondusivitas kampus. Kehadiran polisi diharapkan dapat memberikan rasa aman dan mencegah terjadinya tindakan anarkis.
Kapolresta menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menyelesaikan konflik ini tanpa menimbulkan kerugian bagi siapa pun, terutama mahasiswa. Pendekatan preventif dan koordinasi yang baik di lapangan menjadi kunci dalam upaya menjaga situasi tetap terkendali. Hal ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum.
Dengan pengerahan pasukan dan strategi pencegahan, pihak kepolisian berupaya untuk meminimalisir potensi konflik yang lebih besar dan menjaga stabilitas di lingkungan Universitas Malahayati. Kehadiran polisi diharapkan dapat menenangkan situasi dan memfasilitasi penyelesaian konflik secara damai.
Upaya Penyelesaian Konflik dan Harapan untuk Masa Depan
Konflik di Universitas Malahayati ini menyoroti pentingnya komunikasi dan dialog dalam menyelesaikan sengketa internal. Baik pihak keluarga maupun aparat penegak hukum diharapkan dapat terus berupaya mencari solusi terbaik yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak. Penyelesaian konflik ini perlu dilakukan dengan bijak dan mengedepankan kepentingan mahasiswa.
Ke depan, diharapkan Universitas Malahayati dapat kembali fokus pada kegiatan akademik dan memberikan layanan pendidikan yang optimal bagi mahasiswanya. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang perlunya tata kelola yang baik dan transparan dalam sebuah institusi pendidikan tinggi agar terhindar dari konflik serupa.
Semoga dengan adanya upaya mediasi dan pengawasan dari pihak kepolisian, konflik ini dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat. Hal ini penting untuk menjaga nama baik Universitas Malahayati dan memastikan kelancaran proses belajar mengajar.