Ponorogo Optimis Surplus Beras Lewat Panen Raya Bertahap 2025
Pemkab Ponorogo optimistis surplus beras dengan target panen raya 76 ribu hektare secara bertahap hingga tahun 2025, dimulai dengan panen raya di Desa Ngrandu.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, optimistis akan surplus beras pada tahun 2025. Target ambisius ini diiringi dengan rencana panen raya padi seluas 76 ribu hektare yang akan dilakukan secara bertahap sepanjang tahun. Inisiatif ini diluncurkan dengan panen raya perdana di Desa Ngrandu, Kecamatan Kauman, pada Senin, 8 April 2024, yang dipimpin langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
Panen raya di Desa Ngrandu merupakan bagian dari panen serentak yang diinisiasi di 14 provinsi di Indonesia atas arahan Presiden. Bupati Sugiri Sancoko menyatakan, "Ini bentuk komitmen kami dalam memperkuat ketahanan pangan. Ponorogo siap menyukseskan target nasional." Kegiatan ini bukan hanya sekadar seremoni, melainkan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal.
Dengan pola tanam yang tidak seragam, panen di Ponorogo berlangsung bertahap. Di Desa Ngrandu sendiri, sekitar 270 hektare sawah telah siap panen. Panen raya akan terus berlanjut hingga akhir April, memberikan gambaran optimistis tentang surplus beras yang diharapkan.
Panen Raya Bertahap: Strategi Menuju Surplus Beras
Di Desa Ngrandu, target panen mencapai 8-9 ton gabah per hektare. Bupati Sugiri Sancoko, yang akrab disapa Kang Giri, memperkirakan panen berkelanjutan akan mencapai 11 ribu hektare pada akhir April. Angka ini menunjukkan skala besar dari upaya yang dilakukan untuk mencapai surplus beras.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Supriyanto, memberikan data lebih rinci. Ia menyebutkan potensi panen pada bulan April mencapai 11.588 hektare yang tersebar di seluruh kecamatan. Dengan perkiraan hasil rata-rata 7-8 ton per hektare, potensi surplus beras di Ponorogo tahun ini sangat menjanjikan.
Supriyanto juga menjelaskan strategi pemerintah daerah dalam mengatur pola tanam agar panen tidak berlangsung serempak. "Panen bergiliran ini penting untuk menjaga ketersediaan beras di pasar serta menghindari anjloknya harga," jelasnya. Strategi ini menunjukkan perencanaan matang untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasaran.
Kecamatan Babadan dan Rencana Ke Depan
Wilayah Kecamatan Babadan dijadwalkan akan memasuki masa panen raya dalam waktu dekat, sekitar dua pekan setelah panen raya di Desa Ngrandu. Hal ini kembali menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan panen raya berlangsung secara bertahap dan terkontrol.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo tidak hanya fokus pada panen raya tahun ini. Target panen seluas 76 ribu hektare secara bertahap hingga tahun 2025 menunjukkan visi jangka panjang dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, Ponorogo optimistis dapat mencapai surplus beras dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Dengan mengoptimalkan potensi pertanian lokal dan menerapkan strategi panen bertahap, Kabupaten Ponorogo menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat Ponorogo secara keseluruhan.
Suksesnya program ini bukan hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada kerjasama dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, khususnya para petani. Semoga upaya ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam meningkatkan ketahanan pangan.