Prabowo Kritik Elite yang Tak Paham UUD 1945: Strategi Devide et Impera Masih Berlangsung
Presiden Prabowo Subianto mengkritik elite yang dianggapnya abai terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, serta mengingatkan bahaya strategi devide et impera yang masih mengancam persatuan Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini memberikan kritikan tajam terhadap sebagian elite bangsa yang dinilai kurang memahami atau bahkan pura-pura tidak memahami arti penting dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kritikan tersebut disampaikan saat beliau berpidato di hadapan para purnawirawan TNI/Polri dalam acara Halalbihalal di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5).
Pidato Presiden Jokowi menekankan urgensi bagi bangsa Indonesia untuk kembali kepada jati diri bangsa guna menjaga keutuhan NKRI. Beliau menyoroti hambatan berulang yang selalu menghadang setiap upaya Indonesia untuk maju. "Tiap kali kita mau take off, dihajar kerusuhan, perang saudara, pemberontakan, suku lawan suku, agama lawan agama," ungkap Presiden Jokowi, menggarisbawahi pola perpecahan yang telah berlangsung sejak era kolonial.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa strategi devide et impera, strategi memecah belah yang diterapkan penjajah, masih terus digunakan hingga kini untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Beliau melihat adanya kelalaian serius di kalangan elite yang sering melupakan perjuangan para pendiri bangsa.
Elite yang Abai terhadap UUD 1945
Presiden Jokowi menyatakan keprihatinannya atas banyaknya elite yang tidak memahami, tidak mau memahami, atau pura-pura tidak memahami arti penting pasal-pasal krusial dalam UUD NRI Tahun 1945. Menurutnya, warisan berharga dari Angkatan '45, yaitu Pancasila dan UUD 1945, harus terus dijaga dan dihayati sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Presiden Jokowi memberikan contoh bagaimana nilai-nilai luhur tersebut tertanam kuat dalam setiap aspek kehidupan militer, tercermin dalam Saptamarga, Sumpah Prajurit, dan berbagai doktrin lainnya yang selalu berpedoman pada konstitusi. Hal ini menunjukkan komitmen dan pemahaman yang mendalam terhadap dasar negara dan konstitusi.
Acara Halalbihalal tersebut dihadiri oleh 1.210 purnawirawan TNI/Polri dan keluarga besar TNI/Polri. Selain Presiden Jokowi, turut hadir pula Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Sri Sultan Hamengkubuwana X, pimpinan dan anggota DPR RI, menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, serta pejabat TNI/Polri.
Dalam acara tersebut, juga disampaikan pernyataan bersama yang menyatakan dukungan penuh terhadap seluruh program dan kebijakan pemerintah.
Pentingnya Memahami dan Mengamalkan UUD 1945
Pernyataan Presiden Jokowi ini menjadi sorotan penting mengingat tantangan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa masih terus ada. Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 oleh seluruh elemen bangsa, termasuk elite, menjadi kunci utama dalam menjaga keutuhan NKRI.
Lebih lanjut, pentingnya pendidikan kewarganegaraan dan pemahaman konstitusi sejak dini perlu terus digalakkan. Hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air sejak usia muda, sehingga generasi penerus bangsa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan mengamalkan UUD 1945, diharapkan dapat mencegah upaya-upaya pemecah belah bangsa dan memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa, bukan hanya pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Kritik Presiden Jokowi terhadap elite yang abai terhadap UUD 1945 menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen bangsa untuk kembali pada jati diri dan nilai-nilai luhur pendiri bangsa. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 merupakan kunci utama dalam menjaga keutuhan NKRI dan menghadapi berbagai tantangan di masa depan.