Pramono Anung Harap Bank DKI IPO dalam Setahun, Didukung Dividen Rp249 Miliar
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, optimis Bank DKI akan melakukan IPO dalam waktu maksimal satu tahun, didorong oleh pembagian dividen Rp249,31 miliar dan perubahan susunan pengurus.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyampaikan harapannya agar Bank DKI dapat segera melakukan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam waktu satu tahun ke depan. Pernyataan ini disampaikan Jumat lalu di Jakarta, menyusul keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank DKI untuk tahun buku 2024 yang membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar.
Pembagian dividen tersebut merupakan bagian dari laba bersih Bank DKI tahun buku 2024 yang mencapai Rp779,10 miliar. Pramono Anung menilai kinerja Bank DKI sangat positif, dibuktikan dengan pembagian dividen sebesar 32 persen dari total keuntungan. Beliau optimis prospek Bank DKI sangat baik dan IPO akan segera terlaksana.
Keberhasilan Bank DKI membagikan dividen yang signifikan menjadi salah satu faktor pendorong optimisme Gubernur Pramono. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan Bank DKI yang sehat dan mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham, termasuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Target IPO Bank DKI dan Perubahan Pengurus
Pramono Anung menekankan bahwa perubahan susunan pengurus Bank DKI yang telah disetujui dalam RUPST memiliki tugas utama untuk mempersiapkan dan merealisasikan IPO. Meskipun belum mengenal para pengurus baru secara personal, beliau berharap mereka akan bekerja secara profesional dan efektif untuk mencapai target tersebut. "Tugas utamanya adalah mempersiapkan diri untuk bisa IPO. Berapa waktunya, tentunya sangat bergantung dengan pasar," ujar Pramono.
Perubahan susunan pengurus ini diharapkan dapat membawa Bank DKI ke arah yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan dalam proses IPO. Pengurus baru diharapkan mampu mengoptimalkan potensi Bank DKI dan memastikan proses IPO berjalan lancar.
Proses IPO sendiri membutuhkan persiapan yang matang dan perencanaan yang detail. Faktor pasar modal dan kondisi ekonomi makro juga akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan IPO Bank DKI. Oleh karena itu, peran pengurus baru sangat krusial dalam memastikan kesuksesan langkah strategis ini.
Pramono Anung berharap agar proses IPO dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif bagi perekonomian DKI Jakarta.
Rincian Dividen dan Saldo Laba Ditahan
Dari total dividen Rp249,31 miliar, sebesar Rp249,26 miliar diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta, sedangkan sisanya sebesar Rp56 juta diberikan kepada Perumda Pasar Jaya. Sisa laba bersih tahun 2024, yaitu 68 persen atau senilai Rp529,79 miliar, akan ditahan sebagai saldo laba untuk pengembangan usaha Bank DKI di masa mendatang.
Penggunaan saldo laba ditahan ini menunjukkan komitmen Bank DKI untuk terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Bank DKI dan memperkuat posisinya di pasar perbankan.
- Dewan Komisaris:
- Komisaris Utama (Independen): Anang Basuki
- Komisaris: Michael Rolandi C Brata
- Komisaris Independen: Kiryanto
- Direksi:
- Direktur Utama: Agus H. Widodo
- Direktur Kepatuhan: Ateng Rivai
- Direktur: Daniel Setiawan Subianto
- Direktur: Basaria Martha Juliana
- Direktur: Dipo Nugroho
- Direktur: Prihanto Herbowo
Susunan pengurus baru ini akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memenuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Proses ini merupakan bagian penting dalam memastikan tata kelola perusahaan yang baik dan transparan.
Dengan adanya perubahan susunan pengurus dan rencana IPO, Bank DKI diharapkan dapat semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Jakarta. Pembagian dividen yang signifikan juga menunjukkan kinerja keuangan yang sehat dan menjanjikan.