Pramono Anung Minta Setiap RT di Jakarta Miliki Dua APAR
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menginstruksikan agar setiap RT di Jakarta memiliki dua APAR untuk mencegah kebakaran, mengingat tingginya angka kebakaran di ibu kota.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, telah mengeluarkan instruksi penting terkait pencegahan kebakaran di Jakarta. Dalam kunjungannya ke Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat lalu, beliau meminta agar setiap rukun tetangga (RT) di Jakarta memiliki setidaknya dua alat pemadam api ringan (APAR). Instruksi ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kebakaran di Jakarta, terutama di daerah padat penduduk yang menyulitkan proses pemadaman.
Pramono Anung menjelaskan bahwa penyediaan APAR di tingkat RT merupakan langkah preventif yang krusial. Beliau menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran. Hal ini dibuktikan dengan data tahun 2025 yang mencatat 598 kasus kebakaran, dengan 141 kasus berhasil dipadamkan berkat APAR yang dimiliki warga. Untuk mendukung program ini, Gubernur telah menandatangani Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 5 Tahun 2025 Tentang Gerakan Punya APAR.
Dengan jumlah RT di Jakarta yang diperkirakan mencapai 30.679, instruksi ini berarti menargetkan penyediaan sekitar 60.000 APAR. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi dampak kerugian dan korban jiwa akibat kebakaran di masa mendatang. Program ini juga selaras dengan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya kebakaran.
Sosialisasi dan Anggaran APAR
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta turut mendukung program ini dengan gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada warga. Saepuloh, salah satu petugas Damkar, menjelaskan bahwa program ini telah menjangkau 83 persen RW di Jakarta pada tahun ini. Sosialisasi tersebut meliputi edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, memberikan pelatihan keterampilan praktis kepada perwakilan dari setiap RT.
Terkait anggaran, Saepuloh menjelaskan bahwa harga APAR bervariasi, mulai dari Rp300.000 hingga Rp1.000.000 per unit. Dengan target 60.000 APAR, total anggaran yang dibutuhkan tentu cukup signifikan. Namun, investasi ini dinilai sangat penting mengingat potensi kerugian yang jauh lebih besar jika kebakaran tidak dapat diatasi dengan cepat dan efektif. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung program ini.
Program ini juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat. Dengan adanya APAR di setiap RT, diharapkan warga dapat melakukan tindakan awal pemadaman api sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian. Hal ini sangat krusial, terutama di daerah padat penduduk di mana akses petugas pemadam kebakaran terkadang terbatas.
Langkah Preventif untuk Jakarta
Inisiatif Gubernur DKI Jakarta ini merupakan langkah strategis dalam mengurangi risiko kebakaran di Jakarta. Dengan menyediakan APAR di setiap RT, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi kebakaran dan meminimalisir dampaknya. Sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Gulkarmat juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran.
Meskipun membutuhkan anggaran yang cukup besar, investasi dalam penyediaan APAR dan pelatihan masyarakat ini merupakan investasi jangka panjang yang bernilai. Dengan mengurangi jumlah dan dampak kebakaran, pemerintah dapat menghemat biaya penanganan kebakaran yang lebih besar di kemudian hari. Lebih penting lagi, program ini berpotensi menyelamatkan nyawa dan harta benda warga Jakarta.
Ke depannya, perlu adanya evaluasi berkala terhadap efektivitas program ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa APAR yang disediakan terawat dengan baik dan masyarakat terlatih dalam penggunaannya. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan berhasil mengurangi angka kebakaran di Jakarta.