Program Makan Bergizi Gratis di Manokwari: Dampak Positif Bagi Siswa
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Manokwari, Papua Barat, menunjukkan dampak positif pada kehadiran dan semangat belajar siswa, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Sekolah-sekolah di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, merasakan manfaat nyata dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sejak diberlakukan, program ini telah meningkatkan kehadiran dan semangat belajar siswa, khususnya di SMP Negeri 3 Kwawi dan SMAN 1 Manokwari.
Suyadi, Wakil Kepala SMP Negeri 3 Kwawi, menyatakan bahwa MBG secara signifikan meningkatkan kedisiplinan siswa. Sebelum adanya program ini, banyak siswa yang malas bersekolah; kini, angka kehadiran meningkat pesat. Sebagian besar siswa di sekolahnya (80%) merupakan anak asli Papua (OAP) yang seringkali berangkat sekolah tanpa sarapan. MBG yang diberikan saat makan siang membantu mengembalikan energi mereka dan meningkatkan fokus belajar.
Program ini juga meringankan beban orang tua. Dengan terpenuhinya kebutuhan makan siang anak di sekolah, pengeluaran untuk jajan berkurang. Lebih penting lagi, makanan yang diberikan lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya dibandingkan jajanan di luar sekolah. "Dengan adanya MBG ini anak-anak tinggal jajan untuk membeli air minum saja," ujar Suyadi, "jadi orang tua juga pasti sangat terbantu."
Suyadi mengapresiasi pemerintah atas program MBG yang menjamin asupan gizi siswa dan berdampak positif pada perkembangan kecerdasan mereka. Menu yang disajikan pun beragam dan bergizi, termasuk lauk pauk dan buah-buahan. Ia berharap program ini dapat berkelanjutan.
Lucinda Patricia Mandobar, Kepala SMAN 1 Manokwari, menambahkan bahwa sekolahnya telah mengikuti program MBG sejak 13 Januari 2025. Dengan jumlah siswa sekitar 1.501, program ini memberikan dampak positif yang signifikan. Kehadiran siswa meningkat, dan semangat belajar, terutama di siang hari, tampak lebih tinggi.
Lebih dari separuh (50%) siswa di SMAN 1 Manokwari berasal dari keluarga kurang mampu. MBG menjadi daya tarik bagi mereka untuk bersekolah. "Sekarang juga tidak ada anak yang izin alasan sakit maag saat siang hari atau mengeluh lambung sakit karena lapar," kata Lucinda, mengutip laporan dari guru piket. Sebelum program dimulai, sekolah telah mengumpulkan data kesehatan siswa, termasuk riwayat penyakit dan alergi, untuk memastikan keamanan dan kesehatan makanan yang disajikan.
Kesimpulannya, Program Makan Bergizi Gratis di Manokwari memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa, terutama dari segi kehadiran, semangat belajar, dan kesejahteraan keluarga. Program ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat berkelanjutan untuk mendukung pendidikan dan kesehatan anak-anak di Papua Barat.