Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sigi: Dampak Positif bagi Masyarakat dan Tantangan Implementasi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diproyeksikan memberikan dampak positif pada perekonomian dan gizi masyarakat, meskipun masih menghadapi tantangan implementasi.

Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, optimis program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Program yang dicanangkan pemerintah pusat ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak sekolah dan sekaligus menstabilkan harga bahan pangan lokal. Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae, menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan program MBG di 16 kecamatan di wilayahnya. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, baik bagi kesehatan anak-anak maupun bagi perekonomian petani lokal.
"Yang pasti pemerintah daerah harus siap untuk melaksanakan semua program-program Nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG)," tegas Bupati Rizal Intjenae saat ditemui di Desa Kotapulu, Minggu lalu. Ia menambahkan bahwa program MBG ini diharapkan dapat memberikan kepastian harga bagi para petani yang memasok bahan pangan untuk program tersebut. Hal ini akan berdampak positif pada kesejahteraan petani di Kabupaten Sigi yang mayoritas bergantung pada sektor pertanian.
Program MBG di Kabupaten Sigi diyakini akan memberikan asupan gizi yang lebih baik bagi para siswa. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan permintaan dan harga bahan pangan lokal. Namun, implementasi program ini masih menghadapi beberapa tantangan, terutama terkait kesiapan infrastruktur dan anggaran.
Kesiapan Infrastruktur dan Anggaran MBG di Sigi
Meskipun Bupati Rizal Intjenae menyatakan kesiapannya, kenyataannya masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi. Saat ini baru dua kecamatan, Sigi Biromaru dan Marawola, yang siap melaksanakan program MBG. Kesiapan ini terkait dengan ketersediaan rumah pangan untuk menampung bahan-bahan makanan. Untuk menjalankan program ini secara menyeluruh di seluruh Kabupaten Sigi, dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Pemkab Sigi sebelumnya menyebutkan kebutuhan anggaran mencapai Rp17 miliar per tahun.
Sumber pendanaan program MBG di Kabupaten Sigi saat ini masih berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah daerah sedang berupaya untuk mendorong penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung program ini. Selain itu, kesiapan infrastruktur pendukung juga menjadi tantangan. Salah satu contohnya adalah keterbatasan dapur umum. Informasi dari Perwira Penghubung Kodim 1306 Kota Palu, Mayor Infateri Tarno, menyebutkan bahwa hingga saat ini baru terdapat satu dapur umum yang masih dalam tahap penyempurnaan karena belum memenuhi standar.
Lokasi dapur umum tersebut awalnya direncanakan di Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, namun kemudian dipindahkan ke Desa Kabobona, Kecamatan Dolo, karena alasan ketidaksesuaian standar. Hal ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan persiapan yang matang sebelum program MBG dijalankan secara penuh di seluruh wilayah Kabupaten Sigi.
Potensi dan Tantangan Ketahanan Pangan di Sigi
Kabupaten Sigi memiliki potensi besar untuk mendukung program MBG. Mayoritas penduduknya bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan, sehingga ketersediaan bahan pangan seperti sayur-sayuran, tanaman hortikultura, daging, dan telur ayam relatif memadai. Bupati Rizal Intjenae optimistis bahwa Kabupaten Sigi dapat menjadi salah satu pemasok utama bahan pangan untuk program MBG.
Namun, tantangan tetap ada. Selain keterbatasan anggaran dan infrastruktur, perlu adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, petani, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan kelancaran program MBG. Sistem distribusi yang efisien juga diperlukan agar bahan pangan dapat sampai kepada para siswa secara tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Keberhasilan program MBG di Sigi sangat bergantung pada kemampuan pemerintah daerah dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Program MBG di Kabupaten Sigi memiliki potensi besar untuk meningkatkan gizi anak-anak dan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pengelolaan anggaran yang efektif, dan koordinasi yang baik antar berbagai pihak terkait. Dengan mengatasi tantangan yang ada, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kabupaten Sigi.