Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Jatim: Lebih dari Sekadar Atasi Stunting
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Timur tak hanya fokus pada pengentasan stunting, tetapi juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat melalui berbagai dampak positifnya.

Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Jawa Timur. Program ini diluncurkan di Surabaya pada Kamis lalu dan bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, serta memberikan dampak luas terhadap kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat Jawa Timur. Program yang dicanangkan ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mengatasi masalah gizi lainnya seperti obesitas dan kekurangan zat gizi mikro.
Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinkes Jatim, Cicik Swi Antika, menjelaskan bahwa program MBG memiliki sepuluh keunggulan, termasuk mendukung ketahanan pangan, membangun ekosistem berkelanjutan, meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pelatihan, menciptakan lapangan kerja, dan membuka peluang investasi di sektor hilirisasi. Cicik menekankan bahwa program ini bukan hanya sekadar memberikan makanan bergizi, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan adanya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2024. Meskipun terjadi penurunan, upaya percepatan pengentasan tetap dibutuhkan. Program MBG sejalan dengan upaya nasional dalam menekan angka stunting, yang pada periode Januari-November 2024 di Jawa Timur berada di angka 5,96 persen, turun dari 6,10 persen pada Januari-Juni 2024. Namun, Dinkes Jatim juga menyoroti peningkatan angka anemia pada anak usia sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD/MI) pada triwulan ketiga 2024.
Dampak Luas Program MBG
Program MBG Jawa Timur tidak hanya berfokus pada perbaikan gizi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik anak-anak dan mendorong kesejahteraan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja guna mengentaskan kemiskinan. Program ini menyasar anak sekolah dan pesantren di semua jenjang, ibu hamil dan balita bermasalah gizi, serta ibu menyusui dan balita dengan status gizi normal. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan akses nutrisi yang baik kepada berbagai kelompok masyarakat yang rentan.
Corporate Communication Manager PT Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah, mengungkapkan keprihatinan atas masih banyaknya anak di Indonesia yang kekurangan asupan gizi, kalsium, dan vitamin D. "Satu dari empat anak mengalami stunting, banyak remaja putri menderita anemia, dan anak-anak urban menghadapi risiko overweight," katanya. Frisian Flag Indonesia turut berkontribusi dalam program MBG dengan memberikan edukasi gizi dan mendorong konsumsi susu sebagai pelengkap sarapan, mengingat kandungan vitamin D dan kalsium yang tinggi dalam susu.
Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Dr drg Sandra Fikawati, MPH, juga menyoroti rendahnya konsumsi susu di Indonesia. Ia menekankan pentingnya peningkatan konsumsi susu untuk pertumbuhan anak dan memperingatkan bahwa kampanye antisusu berisiko meningkatkan kasus stunting, malnutrisi, dan obesitas di kalangan anak-anak urban. Pihaknya telah mengadakan program literasi gizi bagi guru di Cikarang, Jawa Barat, sebagai upaya edukasi.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfil Hakim, menilai program MBG sebagai program positif yang sudah diterapkan di berbagai negara. Ia menekankan pentingnya peran pers dalam memberikan edukasi dan koreksi yang membangun terhadap program ini, terutama dalam hal distribusi dan operasional di lapangan.
Dukungan dan Tantangan Program MBG
Moderator diskusi, Rachmat Hidayat, menambahkan bahwa program MBG tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan, tetapi juga membuka peluang usaha di sektor pertanian dan pangan lokal. Program ini memiliki dampak yang lebih luas, termasuk dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa program MBG memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Meskipun program MBG memiliki potensi yang besar, tantangan tetap ada. Distribusi dan operasional di lapangan perlu diperhatikan untuk memastikan program ini berjalan efektif dan menjangkau seluruh sasaran yang telah ditentukan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga penting untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya gizi dan manfaat program MBG.
Secara keseluruhan, program MBG di Jawa Timur merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat dan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan media, program ini diharapkan dapat mencapai tujuannya dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Jawa Timur.