Program Makan Siang Gratis: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkatkan Permintaan Agregat
Program makan siang gratis berpotensi meningkatkan permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta memberikan dampak positif pada berbagai sektor.

Jakarta, 19 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyatakan bahwa program makan siang gratis bergizi berpotensi meningkatkan permintaan agregat di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (18 Maret 2024).
Program yang baru berjalan tiga bulan ini telah menunjukkan dampak positif. "Program makan siang bergizi ini baru berjalan 3 bulan, dan dalam waktu yang singkat ini sudah memberikan harapan. Setidaknya ada permintaan agregat di daerah-daerah tempat program ini diimplementasikan," ujar Rachmat. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa program ini terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lebih lanjut, Rachmat memaparkan dampak positif program ini terhadap perekonomian nasional. Biaya harian program ini hanya sekitar Rp50 juta untuk memberi makan 3.000 anak, yang berpotensi menghasilkan tambahan perputaran ekonomi sekitar Rp1,5 miliar. Program ini juga berkontribusi pada peningkatan dana desa. Di beberapa desa di Jawa, misalnya, dana desa meningkat dari Rp1 miliar menjadi Rp6 miliar per desa berkat program ini.
Dampak Positif Program Makan Siang Gratis
Program makan siang gratis ini tidak hanya berdampak pada peningkatan permintaan agregat, tetapi juga memberikan dampak positif pada berbagai sektor ekonomi. Program ini diproyeksikan mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Potensi tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan diperkirakan mencapai 0,1 persen.
Menteri Rachmat juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap pelaksanaan program ini. Ia meminta anggota DPR RI untuk mengawasi pelaksanaan program makan siang gratis di daerah pemilihan masing-masing guna memastikan keberhasilan program ini. Kementerian PPN/Bappenas sendiri tengah mengembangkan *dashboard* untuk memantau permintaan agregat dan manajemen program.
"*Dashboard* ini untuk melihat permintaan agregat dan manajemen lembaga gizi untuk memastikan dapur-dapur tersebut benar-benar bisa menjalankan program ini," kata Rachmat.
Anggaran dan Target Program
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun tahun ini untuk program makan siang gratis dengan total 17 juta penerima manfaat. Untuk periode 2024-2029, pemerintah menargetkan 82 juta penerima manfaat, termasuk 44 juta anak sekolah dan 4 juta ibu hamil. Program ini membutuhkan dukungan dari 48 ribu dapur/unit layanan di seluruh Indonesia, serta pasokan karbohidrat dan protein tahunan sebesar 12,7 juta ton.
Dengan demikian, program makan siang gratis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Program ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia.
Kesimpulannya, program makan siang gratis terbukti memberikan dampak positif yang signifikan, mulai dari peningkatan permintaan agregat hingga peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan program ini memerlukan pengawasan dan dukungan dari berbagai pihak.