PT Timah Kembangkan Kemitraan Tambang: Libatkan Masyarakat Lokal di Batu Beriga
PT Timah berinovasi dengan kemitraan tambang baru, melibatkan masyarakat langsung dalam operasional pertambangan timah di Batu Beriga, Bangka Tengah, demi tata kelola pertambangan yang lebih baik dan berkelanjutan.

PT Timah Tbk meluncurkan program kemitraan pertambangan timah yang inovatif dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Program ini diluncurkan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan tata kelola pertambangan yang sesuai dengan regulasi dan prinsip good mining practice. Langkah ini diambil setelah rapat koordinasi bersama Kejaksaan Agung, pemerintah daerah Kepulauan Bangka Belitung, dan PT Timah sendiri.
Departement Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan, menjelaskan bahwa program kemitraan ini akan dimulai di Batu Beriga, Kabupaten Bangka Tengah. Inovasi ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan PT Timah terhadap operasional pertambangan, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal.
"PT Timah terus beradaptasi untuk menghadirkan pola kemitraan penambangan yang melibatkan masyarakat langsung," ujar Anggi Siahaan dalam keterangan pers di Pangkalpinang, Selasa (04/03).
Kemitraan Tambang: Peran Aktif Masyarakat Lokal
Program kemitraan ini dirancang untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi tambang. Sebagai contoh, setiap ponton yang beroperasi di perairan Batu Beriga akan menyerap tenaga kerja lokal minimal dua orang. Tenaga kerja tersebut akan berperan sebagai operator dan pengawas, bekerja sama dengan tenaga kerja PT Timah.
PT Timah juga aktif mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Beriga untuk memenuhi persyaratan perizinan, termasuk SIUJP, agar dapat bermitra langsung dengan perusahaan. Hal ini menunjukkan komitmen PT Timah untuk memberdayakan ekonomi desa melalui kemitraan yang berkelanjutan.
"Untuk program kemitraan tambang dengan perlibatan masyarakat langsung ini kita akan coba di Batu Beriga. Di mana nantinya, PT Timah akan menambang sendiri dengan melibatkan masyarakat lokal dalam aktivitasnya," jelas Anggi Siahaan.
Pendampingan dan Pengembangan Kapasitas
PT Timah tidak hanya memberikan kesempatan kerja, tetapi juga menyediakan pendampingan bagi para mitra, termasuk BUMDes. Pendampingan ini mencakup aspek perizinan, teknis pertambangan, penerapan standar keselamatan dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan program dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Anggi Siahaan menambahkan, "Kita juga sedang mendorong Bumdes untuk melengkapi persyaratan sesuai dengan regulasi agar nanti bisa bermitra langsung dengan PT Timah. Sehingga program kemitraan ini bisa mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dan mendorong pendapatan desa."
Dengan pendampingan yang komprehensif ini, diharapkan BUMDes dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian desa.
Ekosistem Pertambangan yang Berkelanjutan
Program kemitraan ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek lingkungan dan keselamatan kerja. PT Timah berkomitmen untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan, pencegahan kecelakaan tambang, dan optimalisasi kontribusi terhadap negara.
Anggi Siahaan menekankan bahwa pola kemitraan tambang dengan masyarakat terus disempurnakan. Tujuannya adalah agar masyarakat di sekitar lokasi tambang dapat berperan aktif dalam seluruh aspek operasional pertambangan, menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.
"Pola kemitraan ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam tata kelola pertambangan yang lebih baik, sekaligus memperkuat hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama yang sinergis, PT Timah optimistis dapat menciptakan ekosistem pertambangan yang lebih berdaya guna dan berkelanjutan bagi semua pihak," tutup Anggi.
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat dan mencegah aktivitas tambang ilegal yang berisiko bagi lingkungan dan keselamatan.